JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali mendapat kritik karena kegiatannya yang dianggap memancing kerumunan warga.
Hal itu terjadi saat kepala negara menjalani rangkaian kunjungan kerja (kunker) ke Sumatera Utara pada 2-4 Januari 2022.
Sebuah video yang merekam kegiatan bagi-bagi kaus oleh Presiden Joko Widodo kepada warga menjadi viral di media sosial pekan lalu.
Video tersebut diambil saat Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Porsea di Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada Rabu (2/2/2022).
Dalam video terlihat Jokowi yang baru turun dari mobil dikerumuni masyarakat. Masyarakat tampak ingin mendekatinya sambil terus memanggil nama Jokowi.
Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Jokowi Tak Lakukan Kunker Selama 2 Pekan
Meski sudah dihalangi petugas keamanan dan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), warga tetap antusias dan tak terbendung untuk mendekati Jokowi.
Jokowi lantas memberikan sejumlah kaus berwarna hitam kepada para warga itu.
Melihat hal tersebut, masyarakat semakin antusias dan berebutan menerima kaus yang dilemparkan Jokowi.
Adapun tujuan utama Presiden Jokowi berkunjung ke pasar itu yakni membagikan bantuan langsung tunai bagi para pedagang kaki lima dan warung.
Bantuan sebesar Rp 1,2 juta per orang tersebut diharapkan bisa membantu meringankan beban para pedagang yang terdampak pandemi Covid-19.
Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono memberikan tanggapan atas video yang viral itu.
Dia menjelaskan alasan sulitnya mengatur jarak masyarakat saat Jokowi datang.
"Mereka sangat antusias. Contohnya di Kabupatan Dairi sejak merdeka 74 tahun baru ini presiden hadir di kabupaten itu sehingga antusias," jelas Heru ketika dikonfirmasi pada Jumat (4/2/2022).
Saat disinggung apakah ada cara lain agar momen menyapa presiden dan momen pembagian kaus tidak menimbulkan kerumunan, Heru mengatakan, hal itu sulit dilakukan.
"Sulit ya kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden. Mereka diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah," tambah Heru.
Baca juga: Kegiatan Jokowi Timbulkan Kerumuan, Epidemiolog Minta Diminimalisir
Heru pun menjelaskan mengapa kunker presiden tetap berjalan saat itu, meski di tengah kondisi lonjakan kasus Covid-19.
Menurutnya, kegiatan-kegiatan kenegaraan harus tetap berjalan.
"Kegiatan-kegiatan kenegaraan harus tetap jalan seperti peresmian tol , pelabuhan dan lain-lain," ujar Heru.
Heru menuturkan, rombongan kepresidenan setiap hari di swab antigen.
Selain itu sebelum menjalani kunker seluruh rombongan sudah menjalani swab PCR.
"Setiap pagi antigen dan tentunya protokol kesehatan," tambah Heru.