Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Jokowi Diminta Evaluasi Kegiatannya karena Kerap Bikin Kerumunan Warga...

Kompas.com - 07/02/2022, 06:16 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo kembali mendapat kritik karena kegiatannya yang dianggap memancing kerumunan warga.

Hal itu terjadi saat kepala negara menjalani rangkaian kunjungan kerja (kunker) ke Sumatera Utara pada 2-4 Januari 2022.

Sebuah video yang merekam kegiatan bagi-bagi kaus oleh Presiden Joko Widodo kepada warga menjadi viral di media sosial pekan lalu.

Video tersebut diambil saat Presiden Jokowi mengunjungi Pasar Porsea di Kabupaten Toba, Sumatera Utara pada Rabu (2/2/2022).

Dalam video terlihat Jokowi yang baru turun dari mobil dikerumuni masyarakat. Masyarakat tampak ingin mendekatinya sambil terus memanggil nama Jokowi.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat, Jokowi Tak Lakukan Kunker Selama 2 Pekan

Meski sudah dihalangi petugas keamanan dan Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres), warga tetap antusias dan tak terbendung untuk mendekati Jokowi.

Jokowi lantas memberikan sejumlah kaus berwarna hitam kepada para warga itu.

Melihat hal tersebut, masyarakat semakin antusias dan berebutan menerima kaus yang dilemparkan Jokowi.

Adapun tujuan utama Presiden Jokowi berkunjung ke pasar itu yakni membagikan bantuan langsung tunai bagi para pedagang kaki lima dan warung.

Bantuan sebesar Rp 1,2 juta per orang tersebut diharapkan bisa membantu meringankan beban para pedagang yang terdampak pandemi Covid-19.

Sulitnya hadapi antusiasme masyarakat

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono memberikan tanggapan atas video yang viral itu.

Dia menjelaskan alasan sulitnya mengatur jarak masyarakat saat Jokowi datang.

"Mereka sangat antusias. Contohnya di Kabupatan Dairi sejak merdeka 74 tahun baru ini presiden hadir di kabupaten itu sehingga antusias," jelas Heru ketika dikonfirmasi pada Jumat (4/2/2022).

Saat disinggung apakah ada cara lain agar momen menyapa presiden dan momen pembagian kaus tidak menimbulkan kerumunan, Heru mengatakan, hal itu sulit dilakukan.

"Sulit ya kalau keinginan masyarakat ingin menyapa presiden. Mereka diimbau sebelumnya untuk menggunakan masker oleh kepala wilayah," tambah Heru.

Baca juga: Kegiatan Jokowi Timbulkan Kerumuan, Epidemiolog Minta Diminimalisir

Heru pun menjelaskan mengapa kunker presiden tetap berjalan saat itu, meski di tengah kondisi lonjakan kasus Covid-19.

Menurutnya, kegiatan-kegiatan kenegaraan harus tetap berjalan.

"Kegiatan-kegiatan kenegaraan harus tetap jalan seperti peresmian tol , pelabuhan dan lain-lain," ujar Heru.

Heru menuturkan, rombongan kepresidenan setiap hari di swab antigen.

Selain itu sebelum menjalani kunker seluruh rombongan sudah menjalani swab PCR.

"Setiap pagi antigen dan tentunya protokol kesehatan," tambah Heru.

Wajib dievaluasi

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com