Gus Dur kemudian dinobatkan sebagai "Bapak Tionghoa Indonesia" berkat kebijakan dan pemikiran terbukanya yang membela hak-hak masyarakat Tionghoa.
Pemberian gelar diselenggarakan di Kelenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004.
Saat penobatan, Gus Dur hadir dengan menggunakan baju cheongsam, meski harus duduk di kursi roda.
Baca juga: Lelucon-lelucon Gus Dur yang Menyentil Hati...
Di sisi lain, Gus Dur kerap mengaku sebagai keturunan Tionghoa.
"Saya ini China tulen sebenarnya, tetapi ya sudah nyampurlah dengan Arab, India," kata Gus Dur, seperti diberitakan Kompas.com pada 30 Januari 2008.
Gus Dur menyatakan, dirinya merupakan keturunan dari Putri Cempa yang menjadi selir dengan raja di Indonesia. Dari situ, Putri Cempa memiliki dua anak, yakni Tan Eng Hwan dan Tan A Hok.
Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Tak Jadi Diproses Polisi, Alissa Wahid: Itu Baik
Pengakuan Gus Dur itu juga dikuatkan oleh tokoh NU lainnya, Said Aqil Siradj.
Mengutip Kompas.com, Said Aqil dalam buku Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia bercerita bahwa Tan Kim Han memiliki anak bernama Raden Rachmat Sunan Ampel.
Salah satu keturunannya adalah KH Hasyim As'ari yang selanjutnya memiliki anak bernama KH Wahid Hasyim. KH Wahid Hasyim adalah ayah Gus Dur.
"Jadi, Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit," ujar Said Aqil.