Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Gus Dur sebagai Bapak Tionghoa Indonesia dalam Perayaan Imlek

Kompas.com - 01/02/2022, 06:35 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebebasan merayakan tahun baru Imlek oleh warga Tionghoa di Indonesia tidak terlepas dari peran penting Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid. Atas jasanya menghapuskan diskriminasi, pria yang akrab disapa Gus Dur ini dinobatkan sebagai Bapak Tionghoa Indonesia.

Seperti diketahui, Gus Dur memiliki andil cukup besar yang membuat etnis Tionghoa dapat merayakan Imlek secara bebas.

Tokoh plural ini yang mencabut larangan bagi warga Tionghoa merayakan Imlek lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2006. Keppres yang dibuat Gus Dur mematahkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China yang dikeluarkan Presiden Soerharto di masa Orde Baru memimpin Indonesia.

Di peraturan lama, warga Tionghoa di Indonesia tidak diperkenankan melakukan tradisi atau kegiatan peribadatan secara mencolok dan hanya diperbolehkan di lingkungan keluarga. Aturan ini berlaku 32 tahun lamanya di era kepemimpinan Soeharto.

Baca juga: Gus Dur Tidak Bisa Dipisahkan dari Papua, Ada di Dalam Hati Semua Masyarakat Papua

Alasan Presiden Soeharto mengeluarkan aturan itu karena menganggap aktivitas warga Tionghoa menghambat proses asimilasi dengan penduduk pribumi.

Saat itu, etnis Tionghoa juga diminta untuk mengganti identitas menggunakan nama Indonesia.

Gus Dur tak sepakat dengan pemikiran Soeharto. Maka, saat menjadi presiden usai Orde Baru tumbang, Gus Dur menghapus aturan diskriminasi terhadap warga Tionghoa.

"Dengan ini penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana berlangsung selama ini," demikian bunyi penggalan Keppres 6/2000, dikutip dari laman jdih.setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).

Tegaskan etnis Tionghoa orang Indonesia

Gus Dur menegaskan, etnis Tionghoa merupakan bagian dari bangsa Indonesia sehingga harus mendapatkan hak-hak yang setara, termasuk dalam menjalankan ibadah keagamaan.

"Mereka adalah orang Indonesia, tidak boleh dikucilkan hanya diberi satu tempat saja. Kalau ada yang mencerca mereka tidak aktif di masyarakat, itu karena tidak diberi kesempatan," ucap Gus Dur, dikutip dari harian Kompas yang terbit pada 11 Maret 2004.

Baca juga: Abdurrahman Wahid Diusulkan Jadi Nama Bandara di Blora, Ganjar: Bikinkan Patung Gus Dur di Depan

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu pun berharap semua elemen bangsa memberikan kesempatan kepada masyarakat Tionghoa dalam kehidupan bermasyarakat.

"Cara terbaik, bangsa kita harus membuka semua pintu kehidupan bagi bangsa Tionghoa sehingga mereka bisa dituntut sepenuhnya menjadi bangsa Indonesia," tegasnya.

Berkat pemikiran pendirinya tersebut, Partai Kebangkitan Indonesia (PKB) selalu menggelar perayaan Tahun Baru Imlek.

"Bagi PKB, Imlek adalah juga peringatan untuk selalu mewujudkan persamaan keadilan dan sekali lagi menolak diskriminasi," ungkap politikus PKB yang kini menjadi Menaker, Ida Fauziyah, dalam perayaan Imlek tahun 2000, seperti dilansir Kompas.com.

"Inilah yang menjadi landasan bagi PKB yang menjadi parpol yang tidak pernah absen untuk menyambut Imlek. Itu juga cara kami mengenang Gus Dur," sambungnya.

Dinobatkan jadi Bapak Tionghoa

Gus Dur kemudian dinobatkan sebagai "Bapak Tionghoa Indonesia" berkat kebijakan dan pemikiran terbukanya yang membela hak-hak masyarakat Tionghoa.

Pemberian gelar diselenggarakan di Kelenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004.

Saat penobatan, Gus Dur hadir dengan menggunakan baju cheongsam, meski harus duduk di kursi roda.

Baca juga: Lelucon-lelucon Gus Dur yang Menyentil Hati...

Di sisi lain, Gus Dur kerap mengaku sebagai keturunan Tionghoa.

"Saya ini China tulen sebenarnya, tetapi ya sudah nyampurlah dengan Arab, India," kata Gus Dur, seperti diberitakan Kompas.com pada 30 Januari 2008.

Gus Dur menyatakan, dirinya merupakan keturunan dari Putri Cempa yang menjadi selir dengan raja di Indonesia. Dari situ, Putri Cempa memiliki dua anak, yakni Tan Eng Hwan dan Tan A Hok.

Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Tak Jadi Diproses Polisi, Alissa Wahid: Itu Baik

Pengakuan Gus Dur itu juga dikuatkan oleh tokoh NU lainnya, Said Aqil Siradj.

Mengutip Kompas.com, Said Aqil dalam buku Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia bercerita bahwa Tan Kim Han memiliki anak bernama Raden Rachmat Sunan Ampel.

Salah satu keturunannya adalah KH Hasyim As'ari yang selanjutnya memiliki anak bernama KH Wahid Hasyim. KH Wahid Hasyim adalah ayah Gus Dur.

"Jadi, Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit," ujar Said Aqil.

Dianggap pahlawan dan nabi

Atas jasa-jasanya, Gus Dur sangat dihormati oleh etnis Tionghoa, dan masyarakat yang menganut pluralisme.

Oleh masyarakat Tionghoa, Gus Dur dianggap sebagai pahlawan bahkan hingga nabi.

Saat Gus Dur berpulang pada 30 Desember 2009, bukan hanya warga NU yang merasa sedih. Banyak masyarakat Tionghoa merasa kehilangan sosok Gus Dur.

Baca juga: Menelusuri Jejak Keberpihakan Gus Dur terhadap Minoritas dan yang Tertindas…

Hingga saat ini, makam Gus Dur masih sering didatangi warga Tionghoa. Foto mendiang Gus Dur masih terpampang di sejumlah kelenteng sebagai penghormatan masyarakat Tionghoa.

"Berkat Gus Dur, kami dapat bebas berekspresi, berkarya dalam berbagai bidang, baik dalam perdagangan, di lembaga pemerintaha, maupun di parlemen. Gus Dur telah melakukan hal besar bagi kami, yang selama ini tidak pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh lain," ujar Tedy Hartanto dari Komunitas Sinar Kasih Tao, pada tahun 2010.

Sama seperti PKB, banyak kelompok dari kalangan etnis Tionghoa yang meminta agar Gus Dur dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Teladani Natsir dan Gus Dur soal Toleransi

"Gus Dur bapak bangsa yang menerapkan UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuen dan menghargai hak asasi manusia," sebut Dewan Penasehat PSWTI Sumatera Utara (Sumut), Sofyan Tan, Kamis (31/12/2009).

Ia menambahkan, Gus Dur juga telah melakukan perubahan yang sangat signifikan tentang hak setiap bangsa dan warga negara. Bukan hanya hak minoritas namun semua suku, agama, dan ras. "Gus Dur tokoh yang sangat sulit ditemukan dalam satu abad," tambahnya.

Gus Dur pun patut dikenang dalam kemeriahan perayaan Imlek tahun 2022 yang dimulai hari ini hingga Cap Go Meh nanti. Jasanya yang memasukkan Kong Hu Cu sebagai tambahan agama yang diakui di Indonesia, juga menjadi kemajuan demokrasi yang tidak bisa dilupakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com