Salin Artikel

Mengenang Gus Dur sebagai Bapak Tionghoa Indonesia dalam Perayaan Imlek

Seperti diketahui, Gus Dur memiliki andil cukup besar yang membuat etnis Tionghoa dapat merayakan Imlek secara bebas.

Tokoh plural ini yang mencabut larangan bagi warga Tionghoa merayakan Imlek lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2006. Keppres yang dibuat Gus Dur mematahkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 14 Tahun 1967 tentang Agama, Kepercayaan, dan Adat Istiadat China yang dikeluarkan Presiden Soerharto di masa Orde Baru memimpin Indonesia.

Di peraturan lama, warga Tionghoa di Indonesia tidak diperkenankan melakukan tradisi atau kegiatan peribadatan secara mencolok dan hanya diperbolehkan di lingkungan keluarga. Aturan ini berlaku 32 tahun lamanya di era kepemimpinan Soeharto.

Alasan Presiden Soeharto mengeluarkan aturan itu karena menganggap aktivitas warga Tionghoa menghambat proses asimilasi dengan penduduk pribumi.

Saat itu, etnis Tionghoa juga diminta untuk mengganti identitas menggunakan nama Indonesia.

Gus Dur tak sepakat dengan pemikiran Soeharto. Maka, saat menjadi presiden usai Orde Baru tumbang, Gus Dur menghapus aturan diskriminasi terhadap warga Tionghoa.

"Dengan ini penyelenggaraan kegiatan keagamaan, kepercayaan, dan adat istiadat Cina dilaksanakan tanpa memerlukan izin khusus sebagaimana berlangsung selama ini," demikian bunyi penggalan Keppres 6/2000, dikutip dari laman jdih.setkab.go.id, Selasa (1/2/2022).

Tegaskan etnis Tionghoa orang Indonesia

Gus Dur menegaskan, etnis Tionghoa merupakan bagian dari bangsa Indonesia sehingga harus mendapatkan hak-hak yang setara, termasuk dalam menjalankan ibadah keagamaan.

"Mereka adalah orang Indonesia, tidak boleh dikucilkan hanya diberi satu tempat saja. Kalau ada yang mencerca mereka tidak aktif di masyarakat, itu karena tidak diberi kesempatan," ucap Gus Dur, dikutip dari harian Kompas yang terbit pada 11 Maret 2004.

Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) itu pun berharap semua elemen bangsa memberikan kesempatan kepada masyarakat Tionghoa dalam kehidupan bermasyarakat.

"Cara terbaik, bangsa kita harus membuka semua pintu kehidupan bagi bangsa Tionghoa sehingga mereka bisa dituntut sepenuhnya menjadi bangsa Indonesia," tegasnya.

Berkat pemikiran pendirinya tersebut, Partai Kebangkitan Indonesia (PKB) selalu menggelar perayaan Tahun Baru Imlek.

"Bagi PKB, Imlek adalah juga peringatan untuk selalu mewujudkan persamaan keadilan dan sekali lagi menolak diskriminasi," ungkap politikus PKB yang kini menjadi Menaker, Ida Fauziyah, dalam perayaan Imlek tahun 2000, seperti dilansir Kompas.com.

"Inilah yang menjadi landasan bagi PKB yang menjadi parpol yang tidak pernah absen untuk menyambut Imlek. Itu juga cara kami mengenang Gus Dur," sambungnya.


Dinobatkan jadi Bapak Tionghoa

Gus Dur kemudian dinobatkan sebagai "Bapak Tionghoa Indonesia" berkat kebijakan dan pemikiran terbukanya yang membela hak-hak masyarakat Tionghoa.

Pemberian gelar diselenggarakan di Kelenteng Tay Kek Sie pada 10 Maret 2004.

Saat penobatan, Gus Dur hadir dengan menggunakan baju cheongsam, meski harus duduk di kursi roda.

Di sisi lain, Gus Dur kerap mengaku sebagai keturunan Tionghoa.

"Saya ini China tulen sebenarnya, tetapi ya sudah nyampurlah dengan Arab, India," kata Gus Dur, seperti diberitakan Kompas.com pada 30 Januari 2008.

Gus Dur menyatakan, dirinya merupakan keturunan dari Putri Cempa yang menjadi selir dengan raja di Indonesia. Dari situ, Putri Cempa memiliki dua anak, yakni Tan Eng Hwan dan Tan A Hok.

Pengakuan Gus Dur itu juga dikuatkan oleh tokoh NU lainnya, Said Aqil Siradj.

Mengutip Kompas.com, Said Aqil dalam buku Gus Dur Bapak Tionghoa Indonesia bercerita bahwa Tan Kim Han memiliki anak bernama Raden Rachmat Sunan Ampel.

Salah satu keturunannya adalah KH Hasyim As'ari yang selanjutnya memiliki anak bernama KH Wahid Hasyim. KH Wahid Hasyim adalah ayah Gus Dur.

"Jadi, Gus Dur itu Tionghoa, maka matanya sipit," ujar Said Aqil.


Dianggap pahlawan dan nabi

Atas jasa-jasanya, Gus Dur sangat dihormati oleh etnis Tionghoa, dan masyarakat yang menganut pluralisme.

Oleh masyarakat Tionghoa, Gus Dur dianggap sebagai pahlawan bahkan hingga nabi.

Saat Gus Dur berpulang pada 30 Desember 2009, bukan hanya warga NU yang merasa sedih. Banyak masyarakat Tionghoa merasa kehilangan sosok Gus Dur.

Hingga saat ini, makam Gus Dur masih sering didatangi warga Tionghoa. Foto mendiang Gus Dur masih terpampang di sejumlah kelenteng sebagai penghormatan masyarakat Tionghoa.

"Berkat Gus Dur, kami dapat bebas berekspresi, berkarya dalam berbagai bidang, baik dalam perdagangan, di lembaga pemerintaha, maupun di parlemen. Gus Dur telah melakukan hal besar bagi kami, yang selama ini tidak pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh lain," ujar Tedy Hartanto dari Komunitas Sinar Kasih Tao, pada tahun 2010.

Sama seperti PKB, banyak kelompok dari kalangan etnis Tionghoa yang meminta agar Gus Dur dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

"Gus Dur bapak bangsa yang menerapkan UUD 1945 dan Pancasila secara konsekuen dan menghargai hak asasi manusia," sebut Dewan Penasehat PSWTI Sumatera Utara (Sumut), Sofyan Tan, Kamis (31/12/2009).

Ia menambahkan, Gus Dur juga telah melakukan perubahan yang sangat signifikan tentang hak setiap bangsa dan warga negara. Bukan hanya hak minoritas namun semua suku, agama, dan ras. "Gus Dur tokoh yang sangat sulit ditemukan dalam satu abad," tambahnya.

Gus Dur pun patut dikenang dalam kemeriahan perayaan Imlek tahun 2022 yang dimulai hari ini hingga Cap Go Meh nanti. Jasanya yang memasukkan Kong Hu Cu sebagai tambahan agama yang diakui di Indonesia, juga menjadi kemajuan demokrasi yang tidak bisa dilupakan.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/01/06350091/mengenang-gus-dur-sebagai-bapak-tionghoa-indonesia-dalam-perayaan-imlek

Terkini Lainnya

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke