Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Wakil Rakyat Ramai-ramai Kutuk Aksi Bupati Langkat Soal Kerangkeng hingga Perbudakan

Kompas.com - 27/01/2022, 09:25 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai kecaman datang usai terungkapnya sel kerangkeng manusia di rumah Bupati nonaktif Langkat, Terbit Rencana Perangin-angin. Sejumlah tokoh bahkan mengutuk hal tersebut.

Adanya kerangkeng yang digunakan untuk mengurung orang di rumah Bupati nonaktif Langkat diketahui setelah politikus Golkar tersebut terseret kasus korupsi dan ditahan KPK.

Kasus ini berawal dari laporan Migrant Care yang mengatakan kerangkeng, lengkap dengan gemboknya, dihuni para pekerja pabrik kelapa sawit milik Terbit Rencana Perangin-angin.

Menurut Migrant Care, para pekerja tersebut setiap harinya dipaksa bekerja tanpa diberikan gaji. Usai bekerja, mereka dikurung sehingga tak memiliki akses keluar.

Baca juga: Begini Penampakan Kerangkeng di Rumah Mewah Bupati Langkat, Toilet dan Ranjang Ada di Satu Ruangan

Tak hanya itu, pekerja ini hanya diberi dimakan 2 kali sehari dan diduga mengalami penganiayaan. Atas dugaan perbudakan tersebut, Migrant Care kemudian melaporkannya ke Komnas HAM.

Komnas HAM pun langsung melakukan investigasi. Polisi juga menyelidiki, dan BNN segera turun memeriksa.

Kehadiran BNN lantaran Terbit Rencana Perangin-angin mengaku penghuni kerangkeng di rumahnya adalah pecandu narkoba yang sedang mengikuti program pembinaan.

Program pembinaan disebut sudah dilakukan Terbit Rencana Perangin-angin selama 10 tahun, namun tidak memiliki izin resmi.

Baca juga: Ekstra Puding Jadi Bayaran Bupati Langkat untuk Penghuni Kerangkeng yang Dipekerjakan


Dari hasil penyelidikan sementara Polisi diketahui, para penghuni kerangkeng diminta bekerja dengan dalih sebagai pembinaan agar memiliki keahlian usai keluar dari 'penjara' kerangkeng.

"Mereka tidak diberikan upah seperti pekerja. Mereka diberikan ekstra puding dan makan," ungkap Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Ahmad Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/1/2022).

Selain pecandu narkoba, Bupati nonaktif Langkat juga disebut melakukan pembinaan kepada remaja nakal. Ramadhan mengatakan, jumlah warga binaan di rumah Terbit Perangin-angin saat ini awalnya berjumlah 48 orang, namun sebagian sudah dipulangkan sehingga tinggal 30 orang.

"Pihak keluarganya menyerahkan kepada pengelola untuk dilakukan pembinaan. Yang mana orang-orang tersebut dibina kecanduan narkoba dan kenakalan remaja dan diserahkan dengan membuat surat pernyataan," katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com