Menurut mereka, terminologi adalah diskusi penting dan Rijksmuseum "tidak menghapus istilah, melainkan menambah informasi dan mengkontekstualisasikan".
Rijksmuseum membahas istilah 'Bersiap' — yang merujuk pada masa kekerasan terhadap orang-orang Indo-Eropa, Belanda, Maluku, China, dan pihak-pihak lain yang dicurigai berada di pihak Belanda — kata mereka, dalam konteks sejarah, sebagai bagian dari bentuk-bentuk kekerasan berbeda dalam periode 1945-1946.
Atas argumentasi inilah, Rijksmuseum tetap menggunakan istilah 'Bersiap'.
Baca juga: Fakta-fakta Pemilu Presiden, Legislatif, dan Kepala Daerah yang Akan Digelar pada 2024
"Kami tidak melarang [istilah 'Bersiap']. Kami tidak menyangkal kekerasan dan penderitaan yang dimaksud dalam 'Bersiap', juga luka yang sampai saat ini masih dirasakan banyak orang," lanjut pernyataan itu.
"Sama seperti kekerasan yang juga dilakukan kepada kelompok-kelompok Indonesia."
Rijksmuseum membahas istilah 'Bersiap' — yang merujuk pada masa kekerasan terhadap orang-orang Indo-Eropa, Belanda, Maluku, China, dan pihak-pihak lain yang dicurigai berada di pihak Belanda — kata mereka, dalam konteks sejarah, sebagai bagian dari bentuk-bentuk kekerasan berbeda dalam periode 1945-1946.
"Sama seperti kekerasan yang juga dilakukan kepada kelompok-kelompok Indonesia."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.