Hanya saja, karir Maruli terbilang lebih dulu moncer ketimbang Agus Subiyanto. Sebab Agus-lah yang menggantikan Maruli di posisi Danpaspampres di tahun 2020.
Maruli juga lebih dulu mendapat promosi sebagai Pangdam. Jika Maruli menjadi Pangdam sejak tahun 2020, Agus baru naik di posisi strategis itu di tahun 2021.
Meski begitu, bukan berarti Agus tidak bisa 'membalap' karir Maruli. Khairul Fahmi memberi contoh saat jabatan Jenderal Dudung Abdurachman sebelumnya berkali-kali berada di 'bawah' juniornya, Letjen Eko Margiyono.
Baca juga: Mengenal Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Jadi Komandan Paspampres
Namun kini justru Dudung-lah yang mendapat promosi sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
"Pak Dudung misalnya, karirnya bisa dibilang tidak termasuk cepat. Baru dikenal dan menonjol dalam 2-3 tahun terakhir," tuturnya.
"Sebagai Pangdam dan Pangkostrad, dia bahkan menggantikan juniornya di Akmil. Tapi faktanya hari ini, dia bisa sampai di kursi pimpinan TNI AD," sambung Khairul.
Dudung memang menggantikan Eko Margiyono sebagai Pangdam Jaya di tahun 2020 saat Eko dipromosi sebagai Pangkostrad. Lagi-lagi Dudung menempati posisi yang ditinggalkan Eko Margiyono di tahun 2021 saat Eko dimutasi dari Pangkostrad menjadi Kasum TNI.
Meski banyak yang menganggap kedekatan dengan presiden menjadi kans kesuksesan, namun belum tentu hal itu menjadi jaminan.
Nama Maruli dan Agus Subiyanto bisa saja tersingkir apabila aspek yang dipertimbangkan adalah dari segi kebutuhan, kapabilitas, prestasi, serta kekayaan pengalaman.
"Apabila pengisian itu mempertimbangkan aspek senioritas, saya kira Maruli dan Agus Subiyanto tidak akan berada di prioritas pertama. Ada sejumlah senior di generasi Akmil 90-an yang juga layak, memiliki prestasi dan kaya pengalaman," Khairul Fahmi.
Baca juga: Jabatan Pangkostrad Tunggu Wanjakti, Panglima TNI: Paling Lama 2 Minggu ke Depan
"Di antaranya ada nama Mayjen I Nyoman Cantiasa, peraih Adhi Makayasa 1990 dan mantan Danjen Kopassus, lalu ada juga Mayjen Teguh Pujo Rumekso, mantan Komandan Pusat Penerbangan TNI AD yang merupakan peraih Adhi Makayasa 1991," tambah dia.
Nama-nama kandidat pengisi posisi Pangkostrad nantinya akan diserahkan Panglima TNI dari hasil penilaian Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) TNI kepada Presiden. Jokowi lah yang akan memilih siapa yang akan dipromosi sebagai pemegang tongkat komando Kostrad.
"Faktor akseptabilitas dalam arti diterima (disukai) menjadi faktor keberuntungan bagi kandidat Pangkostrad terutama bisa diterima oleh pimpinan politik dan militer," terang Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory, Beni Sukadis.