Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Orang Dekat Jokowi dalam Bursa Calon Pangkostrad

Kompas.com - 19/01/2022, 13:28 WIB
Elza Astari Retaduari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sederet nama perwira tinggi masuk dalam bursa calon Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Dua di antaranya merupakan orang yang cukup dekat dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Setelah Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkap calon pengisi posisi Pangkostrad akan diambil dari perwira tinggi berpangkat Mayor Jenderal (Mayjen), setidaknya ada 4 nama yang dianggap berpeluang.

Mereka adalah Mayjen Maruli Simanjuntak (Pangdam IX/Udayana), Mayjen Agus Subiyanto (Pangdam III/Siliwangi), Mayjen I Nyoman Cantiasa (Pangdam XVIII/Kasuari), dan Mayjen Teguh Pujo Rumekso (Pangdam Mulawarman).

Baca juga: Menilik Kans Menantu Luhut, Mayjen Maruli Simanjuntak, dalam Bursa Calon Pangkostrad

Dari 4 orang tersebut, nama Maruli paling santer terdengar meski ia merupakan kandidat paling junior. Sebab Maruli dinilai memiliki kedekatan dengan Jokowi.

Selain karena merupakan menantu dari Menko Bidang Kemaritiman dan Invesatasi Luhut Binsar Pandjaitan, Maruli juga pernah menjabat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada tahun 2018-2019.

Namun bukan hanya Maruli saja yang pernah menjadi Danpaspampres. Agus Subiyanto merupakan pengganti Maruli sebagai Danpaspampres sekalipun secara senioritas di angkatan Akmil, ia lebih dulu satu tahun dibandingkan Maruli.

Baca juga: Sekjen PDI-P Sebut Sosok Calon Pangkostrad Sudah Mengerucut

Lantas siapa di antara Maruli dan Agus Subiyanto yang paling memiliki kans untuk terpilih sebagai Pangkostrad?

"Dari sisi senioritas sebagai Danpaspampres maupun sebagai Pangdam, ya Maruli," kata Direktur Institut for Security and Strategic Study (ISES) Khairul Fahmi dalam perbincangan dengan KOMPAS.com, Rabu (19/1/2022).

Baik Maruli dan Agus Subiyanto merupakan perwira TNI AD yang memiliki latar belakang sebagai prajurit Kopassus. Maruli merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992, sementara Agus Subiyanto adalah angkatan Akmil 1991.

Maruli Simanjuntak saat menjabat sebagai Wakil Komandan Paspampres pada 2017. Masih berpangkat kolonel.KOMPAS/SUHARTONO Maruli Simanjuntak saat menjabat sebagai Wakil Komandan Paspampres pada 2017. Masih berpangkat kolonel.
Hanya saja, karir Maruli terbilang lebih dulu moncer ketimbang Agus Subiyanto. Sebab Agus-lah yang menggantikan Maruli di posisi Danpaspampres di tahun 2020.

Maruli juga lebih dulu mendapat promosi sebagai Pangdam. Jika Maruli menjadi Pangdam sejak tahun 2020, Agus baru naik di posisi strategis itu di tahun 2021.

Meski begitu, bukan berarti Agus tidak bisa 'membalap' karir Maruli. Khairul Fahmi memberi contoh saat jabatan Jenderal Dudung Abdurachman sebelumnya berkali-kali berada di 'bawah' juniornya, Letjen Eko Margiyono.

Baca juga: Mengenal Maruli Simanjuntak, Menantu Luhut yang Jadi Komandan Paspampres

Namun kini justru Dudung-lah yang mendapat promosi sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

"Pak Dudung misalnya, karirnya bisa dibilang tidak termasuk cepat. Baru dikenal dan menonjol dalam 2-3 tahun terakhir," tuturnya.

"Sebagai Pangdam dan Pangkostrad, dia bahkan menggantikan juniornya di Akmil. Tapi faktanya hari ini, dia bisa sampai di kursi pimpinan TNI AD," sambung Khairul.

Dudung memang menggantikan Eko Margiyono sebagai Pangdam Jaya di tahun 2020 saat Eko dipromosi sebagai Pangkostrad. Lagi-lagi Dudung menempati posisi yang ditinggalkan Eko Margiyono di tahun 2021 saat Eko dimutasi dari Pangkostrad menjadi Kasum TNI.

Kedekatan dengan Jokowi Bukan Jaminan

Meski banyak yang menganggap kedekatan dengan presiden menjadi kans kesuksesan, namun belum tentu hal itu menjadi jaminan.

Nama Maruli dan Agus Subiyanto bisa saja tersingkir apabila aspek yang dipertimbangkan adalah dari segi kebutuhan, kapabilitas, prestasi, serta kekayaan pengalaman.

"Apabila pengisian itu mempertimbangkan aspek senioritas, saya kira Maruli dan Agus Subiyanto tidak akan berada di prioritas pertama. Ada sejumlah senior di generasi Akmil 90-an yang juga layak, memiliki prestasi dan kaya pengalaman," Khairul Fahmi.

Baca juga: Jabatan Pangkostrad Tunggu Wanjakti, Panglima TNI: Paling Lama 2 Minggu ke Depan

"Di antaranya ada nama Mayjen I Nyoman Cantiasa, peraih Adhi Makayasa 1990 dan mantan Danjen Kopassus, lalu ada juga Mayjen Teguh Pujo Rumekso, mantan Komandan Pusat Penerbangan TNI AD yang merupakan peraih Adhi Makayasa 1991," tambah dia.

Nama-nama kandidat pengisi posisi Pangkostrad nantinya akan diserahkan Panglima TNI dari hasil penilaian Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) TNI kepada Presiden. Jokowi lah yang akan memilih siapa yang akan dipromosi sebagai pemegang tongkat komando Kostrad.

"Faktor akseptabilitas dalam arti diterima (disukai) menjadi faktor keberuntungan bagi kandidat Pangkostrad terutama bisa diterima oleh pimpinan politik dan militer," terang Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory, Beni Sukadis.

Pangdam III Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi massal di kampung terpencil Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (13/9/2021).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Pangdam III Siliwangi Mayjen Agus Subiyanto meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi massal di kampung terpencil Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (13/9/2021).
Kekosongan Posisi Pangkostrad Dipertanyakan

Lamanya proses pemilihan Pangkostrad selepas Jenderal Dudung naik sebagai KSAD, menimbulkan pertanyaan. Salah satu yang menyorotinya adalah Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin.

Anggota komisi DPR yang membidangi urusan pertahanan dan militer tersebut berpandangan, posisi Pangkostrad mesti segera diisi karena Kostrad merupakan satuan yang besar sehingga memerlukan komando dan pengendalian yang pasti.

"Sebaiknya Panglima Kostrad, panglima satuan besar setingkat Kostrad itu harus segera diisi. Ini sudah sekian bulan tidak diisi, lalu ada apa? Ini saya berharap sebagai anggota Komisi I, ya segera diisi," kata Hasanuddin kepada wartawan, Rabu lalu.

Baca juga: Saat Panglima Andika Memastikan Pangkostrad Baru Jenderal TNI Bintang Dua..

Menurut dia, posisi Pangkostrad tetap perlu diisi meski posisi kepala staf serta tiga panglima divisi masih lengkap. Hasanuddin menegaskan, sebuah satuan tempur di lingkungan TNI semestinya memiliki panglima sebagai komandan di satuan tersebut.

"Jangan sampai ada kesan bahwa Kostrad itu tidak terlalu penting, kesannya nanti tidak bagus," tegas Politikus PDI-P tersebut.

Hanya Menunggu Waktu

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan pengisian jabatan Pangkostrad hanya tinggal menunggu waktu. Ia menepis anggapan adanya tarik-menarik nama calon dalam proses penunjukkan Pangkostrad.

“Jadi kalau tarik-menarik enggak ada, sama sekali tidak ada,” sebut Andika di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta, Jumat (14/1/2022).

Baca juga: KSAD: Kandidat Pangkostrad Akan Dilaporkan ke Panglima dan Presiden

Andika mengatakan, dirinya hanya tinggal menunggu usulan nama-nama kandidat pengisi posisi Pangkostrad. Ia memastikan, Wanjakti akan menggelar sidang seleksi dalam waktu dekat.

“Secara umum sudah siap, jadi tinggal nanti pada saat Wanjakti kami tentukan siapa yang akan menjabat,” ucapnya.

Menurut dia, kandidat Pangkostrad akan berasal dari jenderal bintang dua yang sudah layak dan eligible untuk menduduki posisi itu.

“Jadi nanti kita lihat saja di dalam proses Wanjakti,” pungkas Andika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Muhaimin Sebut Kader PKB Mulai Pendekatan ke Sejumlah Tokoh untuk Pilkada 2024

Nasional
Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Soal Pilkada Sumut, Muhaimin Bilang Belum Ada yang Mendaftar ke PKB

Nasional
PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

PKB Belum Tentukan Kandidat untuk Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur

Nasional
Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Dirut Jasa Raharja Hadiri Penutupan Posko Angkutan Mudik Lebaran Terpadu oleh Menhub 

Nasional
Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Sambangi Kediaman Muhaimin Menjelang Putusan MK, Anies: Ini Tradisi Lebaran...

Nasional
Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Muhaimin Belum Punya Rencana Bertemu Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Muhaimin Bilang Anies Belum Punya Niat Kembali Berkontestasi di Pilkada 2024

Nasional
PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

PKB Buka Pendaftaran untuk Pilkada 2024, Selain Kader Juga Bisa Daftar

Nasional
Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Menjelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Kubu Ganjar-Mahfud Harap Tak Berakhir Antiklimaks

Nasional
Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Optimistis MK Diskualifikasi Gibran, Kubu Anies: Tak Ada Alasan untuk Tidak Pemungutan Suara Ulang

Nasional
MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

MK Diperkirakan Tak Akan Diskualifikasi Prabowo-Gibran

Nasional
Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Jadwal Terbaru Pelaksanaan UTBK-SNBT 2024

Nasional
Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dana Zizwaf Selama Ramadhan 2024 Meningkat, Dompet Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Nasional
MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

MK Diprediksi Bikin Kejutan, Perintahkan Pemungutan Suara Ulang di Sejumlah Daerah

Nasional
Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com