JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengungkapkan, tak sedikit warga yang menyampaikan alasan bohong saat pergi ke luar negeri.
Warga mengaku ke luar negeri untuk bekerja tetapi pada kenyataannya mereka pergi wisata.
“Praktik di lapangan menunjukan tidak sedikit yang ke luar negeri mengaku untuk bekerja. Namun, sebenarnya untuk wisata dan sebaliknya,” ujar usai melakukan rapat koordinasi dengan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu, (19/1/2022) sebagaimana dilansir dari siaran pers KSP.
"Dilaporkan bahwa jumlah orang ke luar negeri untuk tujuan wisata masih banyak," ungkapnya.
Baca juga: Moeldoko: Syarat Perjalanan ke Luar Negeri untuk Wisata Perlu Diperketat
Sehingga, dari pendalaman yang dilakukan KSP dan Ditjen Imigrasi disimpulkan syarat perjalanan ke luar negeri perlu diperketat.
Hal ini sebagai upaya untuk menekan laju kasus Omicron dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
Akan tetapi, menurutnya rencana pengetatan syarat perjalanan ke luar negeri akan dikecualikan bagi orang-orang tertentu.
Yakni bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI), mahasiswa, dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan mendesak, seperti alasan kesehatan atau kemanusiaan.
Dia pun mengakui salah satu tantangan dalam melakukan pembatasan syarat perjalanan adalah identifikasi tujuan orang ke luar negeri.
Baca juga: Cegah Penularan Omicron, Kemendagri Tutup Izin Kepala Daerah ke Luar Negeri
Sehingga rencana pembatasan tersebut akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan sejumlah pihak.
“Nanti Ditjen imigrasi akan berkoordinasi dengan KPCPEN, Satgas dan Kemenkes untuk menindaklanjuti rencana ini,” tegas Moeldoko.
Dia menambahkan, data Kemenkes per 15 Januari 2022 menyebutkan, dari 748 kasus Omicron yang terdeteksi di Indonesia, 75 persen Omicron berasal dari PPLN.
Mayoritas berasal dari Arab Saudi, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Atas dasar tersebut, pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk menahan diri melakukan perjalanan ke luar negeri kecuali jika ada hal yang penting.
Baca juga: Jokowi: Kurangi Kegiatan di Keramaian, Jangan Pergi ke Luar Negeri jika Tak Mendesak
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, saat ini Indonesia sedang mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan varian asal Afrika Selatan itu.
Oleh sebab itu, dia meminta agar semua pihak ewaspadai tren ini, tetapi tidak perlu bereaksi berlebihan.
“Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan,” tegasnya dalam keterangan video melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/1/2022).
Baca juga: Usulan Diskresi Karantina bagi Pelaku Olahraga dari Luar Negeri
Untuk menekan laju penularan Omicron, Kepala Negara pun menekankan sejumlah hal.
Pertama, presiden meminta agar masyarakat untuk mengurangi mobilitas.
“Jika Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah,” ujarnya.
“Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak,” tegas Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.