Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Azis Syamsuddin Tantang Jaksa Tunjukkan Mutasi Rekening

Kompas.com - 17/01/2022, 16:41 WIB
Tatang Guritno,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wakil Ketua DPR, Azis Syamsuddin, menantang jaksa penuntut umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menunjukkan seluruh mutasi rekening milik Azis. Permintaan itu disampaikan Azis demi membuktikan bahwa dia biasa membantu banyak orang dengan nominal cukup besar, tak hanya kepada eks penyidik KPK, Stepanus Robin Pattuju.

Hal itu disampaikan Azis saat menjawab pertanyaan jaksa terkait alasannya memberi pinjaman senilai Rp 210 juta kepada Robin.

Baca juga: Azis Mengaku Pernah Ditakut-takuti Eks Penyidik KPK Robin Patuju Terkait Perkara

“Pemberian-pemberian saya itu bukan hanya untuk Robin saja. Saya persilakan jaksa print out mutasi rekening saya,” kata Azis dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (17/1/2022).

“Saya juga sudah sampaikan ke penyidik, mutasi rekening saya ke mana saja bisa dicek,” sambung dia.

Azis menampik bahwa uang Rp 210 juta yang diberikan kepada Robin untuk mengurus perkara dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) di Lampung Tengah.

Ia mengklaim, uang itu diberikannya sebagai pinjaman atas dasar kemanusiaan. Sebab Robin mengeluh sempat terinfeksi Covid-19 dan sedang mengalami masalah keluarga.

Azis beralasan bantuan sering ia berikan ke berbagai tempat yang membutuhkan karena dirinya merupakan mantan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang merupakan organisasi sayap Partai Golkar.

“Transfer Rp 50 juta itu tidak hanya empat kali, tapi banyak, dan ke mana-mana. Ada ke Jawa Barat, NTT. Yang penting setiap ada bencana pasti saya lakukan,” papar dia.

Adapun transfer empat kali senilai Rp 50 juta itu yang dipertanyakan jaksa kepada Azis terkait uang Rp 210 juta untuk Robin.

Baca juga: Terkait Dugaan Korupsi DAK Lampung Tengah, Azis: Orang Jual Nama Saya

Azis diketahui melakukan transfer sebanyak lima kali, pertama senilai Rp 10 juta ke rekening Robin lalu empat kali transfer lainnya melalui rekening Maskur Husain.

“Kenapa transfer ke Maskur Husain?” tanya jaksa.

“Karena saya mengatakan tidak mau lagi mentransfer ke rekening Robin karena dia penyidik KPK. Bisa bahaya, dikira yang tidak-tidak. Lalu ia meminta transfer ke Maskur karena dia adalah saudaranya,” jawab Azis.

Dalam perkara ini Azis diduga menjadi salah satu penyuap Robin dan Maskur Husain.

Jaksa menduga, Azis dan Kader Partai Golkar lainnya, Aliza Gunado, memberi suap senilai total Rp 3,6 miliar. Uang itu diduga untuk membayar jasa Robin dan Maskur untuk mengatur agar keduanya tidak terseret dalam dugaan kasus korupsi DAK (Dana Alokasi Khusus) Kabupaten Lampung Tengah yang sedang diusut oleh KPK.

Persidangan kasus itu akan dilanjutkan Senin depan dengan agenda pembacaan tuntutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com