Tak sependapat dengan Bahlil, penyelenggaraan pemilu untuk memilih presiden/wakil presiden menurut Luqman justru bisa menjadi pemicu pergerakan dan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pemilu di Indonesia tidak pernah menjadi faktor penyebab krisis ekonomi. Jelas itu!" imbuh dia.
Menyikapi pernyataan Bahlil, Luqman mengatakan bahwa upaya menunda penyelenggaraan pemilu 2024 agar tidak terjadi pergantian presiden/wakil presiden, merupakan tindakan inkonstitusional.
Baca juga: Laporan Dugaan Korupsi Dua Anak Presiden, Tanggapan Gibran dan Kata KPK
Atas pernyataan itu, Bahlil juga berpotensi memunculkan upaya-upaya anti demokrasi dan melawan kedaulatan rakyat.
Oleh karena itu, Luqman mengingatkan Bahlil akan posisinya sebagai salah satu anggota kabinet Presiden Jokowi untuk tidak lagi memunculkan pernyataan yang menimbulkan polemik.
Presiden Jokowi, kata Luqman, sebaiknya juga menegur Bahlil terkait pernyataan tersebut.
"Teguran ini penting diberikan Presiden, agar tidak terjadi krisis kepercayaan yang dapat mengganggu efektifitas kepemimpinan Presiden Jokowi," pungkasnya.
Baca juga: Megawati Ajak Semua Pihak Pastikan Pemilu Serentak 2024 Berhasil Dilaksanakan
Sebelumnya, dikutip Kompas.tv, Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa rata-rata pelaku usaha berharap penyelenggaraan Pilpres 2024 atau peralihan kepemimpinan ditunda.
Pertimbangan tersebut karena pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19.
"Kalau kita mengecek di dunia usaha, rata-rata mereka memang berpikir adalah bagaimana proses demokrasi ini, dalam konteks peralihan kepemimpinan, kalau memang ada ruang untuk dipertimbangkan dilakukan proses untuk dimundurkan, itu jauh lebih baik," kata Bahlil dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia, Minggu (9/1/2022).
"Kenapa, karena mereka ini baru selesai babak belur dengan persoalan kesehatan. Ini dunia usaha baru naik, baru mau naik tiba-tiba mau ditimpa lagi dengan persoalan politik. Jadi itu hasil diskusi saya sama mereka," sambungnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.