Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Mustafid

Pengurus PP RMI-PBNU
Sekretaris Yayasan Nur Iman (konsorsium pesantren-pesantren Mlangi) Yogyakarta

Reorientasi Pembelajaran dan Riset di Lingkungan Pendidikan NU

Kompas.com - 16/12/2021, 11:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

GLOBALISASI neoliberal mengubah pendidikan dari barang publik menjadi komoditas yang diperdagangkan. Konsekuensinya, proteksi dan tanggung jawab konsitusional finansial negara dalam memenuhi hak-hak pendidikan warga negara, berkurang.

Sejalan dengan itu, terjadi pergeseran orientasi pendidikan dunia. Menurut Thomas Hidya Tjaya (2004), sejarah pendidikan mencatat paling tidak empat bentuk dan transformasi orientasi: orientasi pendidikan yang mencari kebenaran hakiki; pendidikan untuk mengabdi pada kepentingan publik, keutamaan publik (civic virtue); pendidikan sebagai bagian dari industrialisme; dan pendidikan dalam era globalisme di mana pendidikan menjadi komoditas dan jasa yang dikomersialkan.

Baca juga: Menggagas Paradigma Pengabdian Pendidikan Nahdlatul Ulama

Itulah konteks yang melatarbelakangi praksis pendidikan nasional secara umum, dan pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) saat ini. Orientasi mandat pendidikan nasional mengalami pergeseran, baik dalam kurikulum, silabus, dan model pembelajarannya. Sesuatu yang kemudian juga berdampak pada penyelenggaraan pendidikan di lingkungan NU.

Karena itu, tulisan ini ingin menekankan urgensi reorientasi pendidikan dan pembelajaran, dan riset dalam pendidikan, khususnya di lingkungan NU.

Reorientasi pendidikan dan pembelajaran

Visi pembelajaran dapat dikelompokkan dalam dua kategori. Pertama, dilihat dari hasil pembelajaran. Subjek dasar dan paling penting dalam pendidikan adalah manusia, maka orientasi pendidikan yang hendak dikembangkan pada hakikat dasar pandangan mengenai manusia yang utuh dalam tradisi ahlus-sunnah wal-jamaah.

Sarjana yang hendak dibentuk oleh proses pendidikan di lingkungan NU adalah model insan ulul-albab, insan-kamil, yaitu manusia yang memiliki optimisme transendental; berpikir kritis-dialektis; kolaboratif, bersikap dan bertindak transformatif; berakar pada budaya bangsa, dan berjiwa Pancasila.

Karena itu, proses pendidikan diorientasikan agar setiap orang mampu mengolah potensi diri, dalam berbagai dimensinya, secara seimbang dan memfasilitasi ruang sosial pengembangan dan aktualisasi optimalnya.

Kedua, dilihat dari orientasi pembelajarannya. Orientasi pendidikan berbasis riset berarti bahwa sebuah proses pembelajaran harus selalu diikuti proses invensi, yakni penemuan-penemuan baru.

Pembelajaran, dengan demikian, bukanlah sekedar mengulang, menghafal, atau meresitasi, tetapi juga sebuah “pembacaan” yang produktif, berorientasi knowledge-creation, inovatif, dan yang terpenting, berbasis pada kenyataan.

Kurikulum, silabus, dan metode pembelajaran disusun berdasarkan analisis terhadap potensi, problem, peluang, dan tantangan baik realitas lokal maupun nasional.

Pengetahuan dibangun atas dasar prinsip akumulasi. Hal ini karena permasalahan selalu silih berganti, semakin kompleks, dan luas. Dibutuhkan ilmu dan pengetahuan baru dalam rangka menjawab persoalan seiring terjadinya pergeseran permasalahan yang ada.

Dengan demikian, pengetahuan selalu berkembang, relevan, dan kontekstual. Persis di titik inilah kebijakan baru Kemendikbudristek menggeser orientasi pendidikan tinggi kita dari output based ke outcomes based. Meskipun, jika kita lihat dalam delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi terlihat orientasi ke industrinya cukup dominan, dibanding orientasi public services.

Seabad silam, Mbah Kiai Hasyim Asy’ary sudah merumuskan dan mempraktikkan orientasi outcomes based (social impacts) ini. Menurut Agus Sunyoto (2019), gagasan pendidikan pesantren Mbah Kyai Hasyim bertumpu pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pesantren mengajarkan untuk memanfaatkan secara maksimal potensi ekonomi lokal dan sumber daya alami; ilmu pengetahuan diabdikan untuk kepentingan bangsa dan negara. Pesantren juga mengajarkan berbagai kebudayaan Nusantara yang akan menjadi alat perekat, persatuan, pertahanan, dan mobilisasi kekuatan Nusantara. Relevansi keilmuan dikembalikan pada kemanfataan dan kemaslahatan publik.

Secara metodologis, pembelajaran model seperti itu membutuhkan metodologi pembelajaran yang berbeda dengan yang konvensional. Jika menengok khasanah kekuatan dan kekayaan kebudayaan bangsa, perkembangan pemikiran mutakhir dalam kependidikan seperti konsep student-centered-learning (SCL), ternyata sudah hadir dalam akar tradisi kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Soal Mentan Syahrul Hilang Kontak Usai Rumahnya Digeledah, KPK Akan Terus Usut Kasus Korupsi di Kementan

Soal Mentan Syahrul Hilang Kontak Usai Rumahnya Digeledah, KPK Akan Terus Usut Kasus Korupsi di Kementan

Nasional
Djarot Sebut Nama-nama Ini Masih Masuk Kandidat Bakal Cawapres Ganjar

Djarot Sebut Nama-nama Ini Masih Masuk Kandidat Bakal Cawapres Ganjar

Nasional
Mentan Syahrul Hilang Kontak di Luar Negeri, Imigrasi Belum Diminta KPK Mencari

Mentan Syahrul Hilang Kontak di Luar Negeri, Imigrasi Belum Diminta KPK Mencari

Nasional
UU IKN Baru: Pengusaha Perumahan yang Bangun Rumah di IKN Akan Diberikan Insentif

UU IKN Baru: Pengusaha Perumahan yang Bangun Rumah di IKN Akan Diberikan Insentif

Nasional
Pasal 42 UU IKN Baru: Peraturan yang Bertentangan dengan Pembangunan IKN Dinyatakan Tak Berlaku

Pasal 42 UU IKN Baru: Peraturan yang Bertentangan dengan Pembangunan IKN Dinyatakan Tak Berlaku

Nasional
Wamentan Sebut Mentan SYL Seharusnya Sudah Kembali ke Indonesia Akhir Pekan Lalu

Wamentan Sebut Mentan SYL Seharusnya Sudah Kembali ke Indonesia Akhir Pekan Lalu

Nasional
Kejagung Sita Sejumlah Dokumen dari Penggeledahan Kantor Kemendag Terkait Dugaan Korupsi Impor Gula

Kejagung Sita Sejumlah Dokumen dari Penggeledahan Kantor Kemendag Terkait Dugaan Korupsi Impor Gula

Nasional
UU IKN Baru, Pemerintah Buka Hak Guna Usaha Maksimal 95 Tahun

UU IKN Baru, Pemerintah Buka Hak Guna Usaha Maksimal 95 Tahun

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Baru Sindikat Narkoba Jaringan Fredy Pratama

Polri Tangkap 5 Tersangka Baru Sindikat Narkoba Jaringan Fredy Pratama

Nasional
Polri Tangkap 1.532 Tersangka Kasus Narkoba, Sita 407.842 Gram Sabu hingga 48.443 Kg Ganja

Polri Tangkap 1.532 Tersangka Kasus Narkoba, Sita 407.842 Gram Sabu hingga 48.443 Kg Ganja

Nasional
Kasus Pengadaan Lahan di Cakung, Eks Dirut Sarana Jaya Yoory Pinontoan Didakwa Perkaya Diri Sebesar Rp 155,4 Miliar

Kasus Pengadaan Lahan di Cakung, Eks Dirut Sarana Jaya Yoory Pinontoan Didakwa Perkaya Diri Sebesar Rp 155,4 Miliar

Nasional
Polri: Hasil Analisa CCTV, Tak Ada Orang Keluar-Masuk Kamar Ajudan Kapolda Kaltara

Polri: Hasil Analisa CCTV, Tak Ada Orang Keluar-Masuk Kamar Ajudan Kapolda Kaltara

Nasional
Jokowi Disebut Tahu Mentan Syahrul Menghilang, tetapi Belum Beri Perintah Mencari

Jokowi Disebut Tahu Mentan Syahrul Menghilang, tetapi Belum Beri Perintah Mencari

Nasional
UU IKN Baru Disahkan, Kepala Otorita Wajib Buat Aturan Prosedur Pemindahan Ibu Kota

UU IKN Baru Disahkan, Kepala Otorita Wajib Buat Aturan Prosedur Pemindahan Ibu Kota

Nasional
PDI-P: 'Reshuffle' dalam Situasi Sekarang Kurang Kondusif, kecuali...

PDI-P: "Reshuffle" dalam Situasi Sekarang Kurang Kondusif, kecuali...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com