Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Mustafid

Pengurus PP RMI-PBNU
Sekretaris Yayasan Nur Iman (konsorsium pesantren-pesantren Mlangi) Yogyakarta

Reorientasi Pembelajaran dan Riset di Lingkungan Pendidikan NU

Kompas.com - 16/12/2021, 11:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Tengok, misalnya, kitab karya Mbah Kyai Hasyim, kitab Adabul ‘alim wal-muta’alim, yang berisi etika dan metodologi pembelajaran. Atau, Ki Hajar Dewantara yang mengusung konsep Tut Wuri Andayani, Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso. Kedua konsep tersebut kongruen dengan student-teacher-aesthetic-role-playing, konsep yang dikembangkan dari SCL.

Baca juga: Indonesia-Belanda Gelar Pekan Pendidikan dan Riset, Terbuka untuk Umum

 

Menurut filosofi dasar pemikiran keduanya, untuk menjadi motivator, dinamisator, pendidik, bahkan menjadi pemimpin, tidak selalu harus berada di garis depan. Dengan filosofi ini, tidak ada relasi subjek-objek, yang ada adalah relasi antar subjek yeng bersifat dialektis dan dinamis.

Proses pendidikan harus dijalani secara ngangeni, menggembirakan. Implikasinya, pendidik tidak saja dituntut untuk menguasasi materi, kreatif, dan dinamis, namun juga prigel. Sedangkan peserta didik dituntut untuk kritis, tetapi penuh respek dan sumeh (ramah, terlibat utuh, senang, dan nyaman).

Reorientasi riset dalam pendidikan

Visi pendidikan berbasis riset tidaklah diorientasikan untuk menjawab problem dualisme universalisme-partikularisme, empirisisme-rasionalisme, dan eksak-sosial-humaniora. Cara pandang yang dikotomistik dan oposisi biner serupa itu gagal dalam melihat kebenaran di posisi seberang.

Orientasi riset meniscayakan menganut pluralisme epistemologi dan pluri-metodologi yang tidak begitu saja menerima klaim-kebenaran mengenai universalisme nilai-nilai ilmiah, teori, dan metodologi keilmuan.

Semua kebenaran selalu dipandang sebagai kebenaran sementara, hipotesis, sehingga lebih menganut epistemologi kontekstual. Riset ini tidak mengingkari kebenaran umum, namun sangat menekankan konteks lokalitas yang berpengaruh pada penafsiran, pemaknaan, dan pemahaman atas data, fakta, teori, dan dalil kebenaran.

Nilai-nilai lokal ditekankan sebagai, meminjam istilah Heidegger, house of being dari pengetahuan. Lokalitas (regional dan nasional) dan kesadaran kultural dipandang sebagai titik tolak tafsir.

Pengetahuan dibentuk secara konstruktivis-kontekstualis, yang bermakna bahwa semua klaim pengetahuan (fakta, kebenaran, validitas) hanya dapat dimengerti dan diperdebatkan dalam konteks tertentu dan dalam orientasi atau komunitas tertentu pula.

Apa yang dipandang sebagai lebih valid dan lebih baik atau lebih buruk mengenai teori ilmiah, akan berbeda dari komunitas yang satu dengan lainnya. Tidak satu pun orientasi, teori, konsep, tafsir, atau pemikiran yang diterima sebagai sesuatu yang final.

Kedudukan sains dan pengetahuan, entah bersumber dari teks, eksperimen, maupun perenungan dan penalaran, pada akhirnya, sama dengan jenis pengetahuan lain. Pluralisme metodologi merupakan pengakuan atas adanya berbagai mazhab penafsiran terhadap kebenaran dan kaitan relasional antar-pengetahuan.

Sebagai dasar dalam memahami realitas, riset bertumpu pada prinsip heterologika sains, yakni adanya keanekaragaman logika keilmuan. Karena itu, model riset ini juga mengakui bahwa kenyataan memiliki jenjang yang masing-masing, memiliki logika tersendiri yang dihubungkan oleh prinsip objektif-interobjektif dan subyektif-intersubjektif.

Namun demikian, hal ini bukanlah sebuah deklarasi terhadap relativisme kebenaran, agnotisme pengetahuan, maupun anarkisme epistemologis yang mempermainkan kebenaran dalam belantara bahasa dan realitas simulacrum.

Tujuan riset dan pencarian ilmu pengetahuan terkait erat dengan apa yang dianggap penting bagi atau apa yang dihargai oleh nilai-nilai keindonesiaan, Pancasila, dan nilai-nilai ke-NU-an.

Terkait dengan itu, terdapat tiga ranah yang menandai orientasi riset. Pertama, indigenisasi-kontekstualisasi. Ilmu-ilmu sosial, humaniora, filsafat, dan ilmu-ilmu alam dan teknik, perlu dikontekstualisasikan dalam konstruksi realitas empiris dan ranah tata nilainya.

Kontekstualisasi ini menentukan pengetahuan sosial, humaniora, dan sains teknologi apa yang dibutuhkan, bermanfaat, dan tidak merusak sumber daya alam dan masyarakat. Ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat, bangsa dan negara, berguna bagi kelestarian ekologi, adalah strategis dan diprioritaskan.

Kedua, konservasi. Setiap bangsa memiliki lingkungan kebudayaan yang spesifik yang terdiri dari lingkungan material (seperti karakter geografis, dan sumber daya alam) dan non-material (nilai, adat, dan tradisi), yang membentuk kesadaran historis masyarakatnya). Ilmu dan pengetahuan digali dan diserap sesuai dengan lingkungan fisik dan nonfisik kebudayaannya, serta diadaptasi, dan diterapkan untuk konservasi budaya dan alam itu sendiri.

Ketiga, “nasionalisasi” tata kelola kelembagaan ekonomi dan politik. Upaya menata kehidupan agar mencapai tujuan konstitusi dan mewujudkan kemuliaan bangsa dan masyarakat membutuhkan rekonstruksi di semua dataran, termasuk tata kelola lembaga politik dan ekonomi, agar mandiri dan berdaulat. Pengembangan ilmu dan pengetahuan seharusnya dikaitkan dan terkait langsung dengan proses penataan kelembagan tersebut.

Dengan kerangka orientasi tersebut, dalam pendidikan dan riset dapat diandalkan untuk mendorong indigenisasi tata nilai, menegakkan kedaulatan tata kelola ekonomi dan politik, konservasi sumber daya alam, dan revitalisasi-kontekstualisasi tradisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Tunggu Langkah Prabowo, Golkar Tak Masalah PDI-P Merapat ke Koalisi Pemerintahan Selanjutnya

Nasional
Yusril Kembali Klarifikasi Soal 'Mahkamah Kalkulator' yang Dikutip Mahfud MD

Yusril Kembali Klarifikasi Soal "Mahkamah Kalkulator" yang Dikutip Mahfud MD

Nasional
Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Setelah Lebaran, Ketua MA Proses Pengisian Wakil Ketua MA Non-Yudisial dan Sekretaris MA yang Kosong

Nasional
Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Jokowi: Saya Tidak Mau Berkomentar yang Berkaitan dengan MK

Nasional
KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

KPU dan Kubu Prabowo Kompak, Anggap Gugatan Anies dan Ganjar Langgar Aturan MK

Nasional
Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Sekjen Golkar: Bayangkan kalau Kita Lagi Siapkan Pilkada, Malah Bicara Munas, Apa Enggak Pecah?

Nasional
Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Singgung Pernyataan Puan soal Hak Angket Pemilu, Golkar: Yang Usulkan Ternyata Belum Berproses

Nasional
UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

UU DKJ Disahkan, Gubernur Jakarta Tetap Dipilih Langsung Rakyat

Nasional
THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

THN Ungkap Praktik Pembatalan Hasil Pemilu Terjadi di Berbagai Negara

Nasional
Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Jelaskan Kenapa Hak Angket Pemilu Belum Berjalan, Fraksi PKB Singgung soal Peran PDI-P

Nasional
Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Kubu Prabowo Anggap Permintaan Diskualifikasi Gibran Tidak Relevan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Kubu Prabowo-Gibran Minta MK Putus Gugatan Anies-Muhaimin Cacat Formil

Nasional
Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Momen Hakim MK Tegur Kuasa Hukum yang Puja-puji Ketua KPU RI Hasyim Ay'ari

Nasional
Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Presiden Diminta Segera Atasi Kekosongan Jabatan Wakil Ketua MA Bidang Non-Yudisial

Nasional
UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang 'DKI'

UU DKJ Disahkan, Jakarta Tak Lagi Sandang "DKI"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com