Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hakordia, Pemberantasan Korupsi Dinilai Kian Dekati Titik Nadir

Kompas.com - 09/12/2021, 11:02 WIB
Tatang Guritno,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyoroti kondisi pemberantasan korupsi di Indonesia.

Dalam Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia, Kamis (9/12/2021) hari ini, Ketua ICW Adnan Topan Husodo menyebutkan kondisi pemberantasan korupsi, kritis.

“Cabang-cabang kekuasaan negara semakin terintegrasi dengan kekuatan oligarki untuk menguasai sumber daya publik dengan cara-cara korup dan kemampuan meruntuhkan sistem penegakan hukum terjadi di berbagai bidang,” tutur Adnan dalam keterangan tertulis.

Adnan mengatakan masyarakat terus menjadi korban tindak pidana korupsi.

Berbagai survei, lanjut Adnan, menunjukan situasi pemberantasan korupsi semakin mengkhawatirkan.

Adnan memberi contoh Indeks Perilaku Antikorupsi 2021 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).

Baca juga: Jelang Hakordia, Pegiat Antikorupsi Gelar Aksi Teatrikal di Gedung KPK

“Temuannya menunjukan adanya peningkatan praktik suap menyuap yang dilakukan masyarakat saat mengakses pelayanan publik,” kata Adnan.

Hasil Survei Litbang Kompas, tutur Adnan, juga menunjukan hal serupa dimana hampir separuh responden menilai praktik korupsi semakin marak di tengah masyarakat.

“Dari sisi negara Indeks Persepsi Korupsi Indonesia anjlok baik skor maupun peringkatnya dalam kurun waktu lima tahun terakhir,” ucap dia.

“Bahkan lembaga survei Indikator memberikan peringatan serius atas fenomena menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK),” imbuh Adnan.

Survei Kompas

Berdasarkan Survei Litbang Kompas, yang dirilis Senin (6/12/2021), sebanyak 46,5 persen responden menilai praktik korupsi di tengah masyarakat sangat parah dan 40 persen responden menilai praktik korupsi parah.

Dari total 509 responden hanya 6,2 persen yang menyebut praktik korupsi di sekitarnya tidak parah.

Baca juga: Hari Antikorupsi Sedunia 2021: Sejarah, Tema, dan Link Download Twibbon

Mayoritas responden sebanyak 31 persen menilai prioritas pemberantasan korupsi harus difokuskan pada pemerintah pusat.

BPS juga melakukan Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) pada 10.040 responden.

Salah satu hasilnya adalah mayoritas respoden yaitu sebesar 69,33 persen menyatakan pernah membayar biaya tambahan pelayanan publik, pasca urusannya selesai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com