Adapaun skenario ketiga adalah kondis herd immunity yang belum terbentuk, mobilitas tinggi, kepatuhan rendah, dan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih menular.
"Dalam kondisi saat ini kasus aktif diprediksi bisa meningkat hingga 400.000 kasus," ujar Dewi.
Baca juga: IDI Minta Pemerintah Jaga Ketersediaan Obat untuk Antisipasi Gelombang Ketiga Covid-19
Hanya saja, angka varian baru yang dimasukkan ke dalam skenario tersebut hanya sekitar 40-50 persen lebih menular dari varian sebelumnya.
Dengan demikian, puncaknya pada skenario ini tidak akan setinggi saat libur Idul Fitri lalu mengingat vaksinasinya yang cakupannya sudah lebih luas cakupannya dibandingkan saat itu.
"Jadi kalau yang sekarang naik, cuma angkanya mungkin hanya di kisaran sampai dengan 400.000-an saja," kata dia.
Kejar vaksinasi, jaga mobilitas, dan patuhi protokol kesehatan
Menurut Dewi, berdasarkan variabel yang dimasukkan ke dalam skenario-skenario itu, ada beberapa hal yang harus dikejar.
Hal tersebut antara adalah penyelesaian vaksinasi untuk membentuk herd immunity, menjaga dan mengendalikan mobilitas dengan memberlakukan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), serta kepatuhan protokol kesehatan masyarakat yang harus dipantau dan disosialisasikan.
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah pencegahan varian baru Covid-19 yang muncul saat ini, yakni Omicron
Baca juga: Antisipasi Varian Omicron, Wali Kota Tangerang Minta RS Tingkatkan Kewaspadaan
Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menutup pintu-pintu kedatangan, skrining berlapis bagi orang yang datang dari luar atau dari dalam ke luar serta domestik.
"Ini semua untuk menghindari varian-varian yang ada. Dari setiap variabel di sini harus diejawantahkan dalam bentuk strategi," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.