JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) mengkritisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengadakan rapat kerja (raker) di sebuah hotel mewah di Yogyakarta.
Peneliti Pukat UGM Zaenur Rohman mengatakan KPK sudah memiliki fasilitas yang cukup untuk mengadakan raker di kantor.
“KPK sudah punya Gedung Merah Putih dan Gedung C1, itu sudah representatif untuk mengadakan raker. Jadi tidak perlu KPK menggunakan fasilitas lain untuk raker,” terang Zaenur pada Kompas.com, Jumat (29/10/2021).
Selain itu Zaenur menilai sebelum kepemimpinan Firli Bahuri, lembaga antirasuah itu selalu mengadakan raker dengan sederhana.
Baca juga: Raker KPK di Yogyakarta Tuai Kritik, Firli: Organisasi Kita Harus Satu Komitmen
“Kebiasan itu bukan tanpa tujuan, tapi dimaksudkan untuk memberi contoh pada kementerian, dan berbagai lembaga lain untuk efisien dan efektif dalam pengelolaan anggaran,” ungkapnya.
“Karena anggaran itu didapatkan dari pajak yang dibayarkan masyarakat,” sambung Zaenur.
Zaenur juga berpandangan, KPK sebagai lembaga anti korupsi mestinya menunjukan empati pada masyarakat di masa yang sulit ini.
Empati itu mestinya ditunjukan dengan tidak menghambur-hamburkan anggaran.
“Mestinya pimpinan KPK bisa menunjukan empati dengan sikap dan kebijakannya agar tak melukai hati rakyat,” jelasnya.
Terakhir, Zaenur tidak setuju dengan alasan pimpinan KPK mengadakan raker di Yogyakarta untuk membantu perekonomian daerah.
Ia berpandangan, anggaran raker bisa digunakan untuk program lain yang juga membantu perekonomian dan memberi lebih banyak manfaat.
“Misalnya untuk program pencegahan korupsi kepala daerah, DPRD dan dunia usaha, itu kan juga pembelanjaan anggaran. Kalau raker ya bisa dilakukan di gedung KPK sendiri,” pungkas dia.
Diketahui KPK mengadakan raker sejak Rabu (27/10/2021) hingga Jumat hari ini. Komisioner KPK Alexander Marwata menjelaskan raker ini dilakukan sesuai dengan anggaran.
Sebab, meski diadakan di hotel bintang 5, namun KPK mendapatkan potongan harga sehingga hanya perlu membayar sesuai standar hotel bintang 3.
“Kita tidak mungkin menyelenggarakan suatu kegiatan yang tidak tersedia anggarannya atau melebihi dari plafon anggaran yang disediakan untuk kegiatan ini,” ucap Alex ditemui wartawan, Kamis (28/10/2021) kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.