Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Sejarah Terbentuknya Korps Paskhas TNI AU...

Kompas.com - 17/10/2021, 10:29 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Korps Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara menjadi salah satu pasukan elite andalan Indonesia, yang mewakili matra dirgantara.

Tepat hari ini, Minggu (17/10/2021), pasukan yang dikenal dengan baret jingganya genap berusia 74 tahun.

Sejak didirikan pada 17 Oktober 1947, Paskhas mengalami perkembangan pesat, baik secara organisasi, sumber daya manusia (SDM) maupun faktor lainnya.

Baca juga: Penerjunan Kotawaringin, Asal Mula Terbentuknya Paskhas TNI AU

Perkembangan yang dialami Paskhas TNI AU juga menjadikannya sebagai pasukan tempur yang bersifat kompleks karena berkemampuan tiga matra sekaligus, yakni darat, laut, dan udara.

Hal ini juga yang menempatkan Paskhas menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem kekuatan matra udara.

Selain itu, Paskhas merupakan pelopor berdirinya pasukan elite militer Indonesia.

Keberadaannya pun sejajar dengan pasukan elite lainnya seperti Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan Marinir TNI AL.

Baca juga: Mengenal 6 Pasukan Elite TNI dengan Ciri Khas dan Kemampuan Khusus

Sejarah kelahiran Paskhas

Sejarah kelahiran Paskhas sendiri berangkat dari upaya bangsa Indonesia mempertahankan sekaligus mengusir Belanda dari Tanah Air yang telah memerdekan diri pada 17 Agustus 1945.

Dilansir dari dokumentasi Harian Kompas, pasca-kemerdekaan itu, gejolak pertempuran terus terjadi. Salah satunya terjadi di Kalimantan pada periode 1947.

Baca juga: Profil Suryadi Suryadarma, Bapak Angkatan Udara yang Bangun Kekuatan Angkasa NKRI

Untuk mempertahankan wilayahnya, pada Juli 1947, Gubernur Kalimantan kala itu, Mohammad Noor meminta kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Surjadi Soerjadarma untuk menerjunkan pasukan payung guna membantu perjuangan rakyat Kalimantan.

Permintaan Noor kemudian diamini Soerjadi. Selanjutnya, Soerjadi memerintahkan Mayor Tjilik Riwoet untuk menyusun "Satuan Tugas Dakota RI-002". Satuan ini berisi 13 personel dari 45 orang yang sebelumnya diseleksi.

Tiga belas prajurit tersebut adalah Iskandar, M Dahlan, J Bitak, C Willem, J Darius, Achmad Kosasih, M Bachrie, Ali Akbar, Emanuel, Amirudin, Marawi, Hari Hadisumantri, dan F Sunyoto.

Baca juga: 6 Pesawat Tempur Andalan TNI AU, Burung Besi Penjaga NKRI

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com