Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Catat 874 Kasus Varian Baru Covid-19, Delta Mendominasi dengan 825

Kompas.com - 15/09/2021, 19:37 WIB
Wahyuni Sahara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI melaporkan adanya penambahan sebanyak 48 kasus varian baru di DKI Jakarta pada 11 September 2021.

Dengan tambahan itu, maka total kasus varian baru di DKI Jakarta saat ini mencapai 874 orang.

Dari jumlah tersebut, varian Delta paling mendominasi sebanyak 825 kasus, disusul varian Alpha 37 kasus dan varian Beta 12 kasus.

Baca juga: Tambah 26, Kasus Varian Baru di DKI Jakarta Jadi 826

Sebelumnya, pada 3 September 2021, total kasus varian baru di DKI Jakarta mencapai 826 orang.

Saat itu, varian Delta juga yang paling mendominasi sebanyak 777 kasus, disusul varian Alpha 37 kasus dan varian Beta 12 kasus.

Itu artinya hanya varian Delta yang bertambah di DKI Jakarta. Sementara dua varian lainnya, Alpha dan Beta tidak.

Baca juga: Pemerintah Diingatkan untuk Bersiap Hadapi Varian Baru Virus Corona Mu dan C.1.2

Pemerintah sedang amati 3 jenis varian baru Covid-19

Pemerintah saat ini sedang mengamati tiga varian baru Covid-19 agar tidak masuk ke wilayah Indonesia. Hal itu diungkap oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat dengan Komisi IX DPR, Senin (13/9/2021).

"Sebagai antisipasi, kita mengamati ada tiga varian baru yang kita amati dari dekat. Pertama adalah varian Lambda, kedua varian MU, dan yang ketiga adalah varian C.1.2," ujar Budi.

Budi mengatakan, varian Lambda dan Mu yang keduanya ditemukan di Amerika Selatan itu telah dimasukkan kategori variant of interest oleh World Health Organization (WHO).

Baca juga: Pemerintah Waspadai Tiga Varian Baru Covid-19: Lambda, Mu, dan C.1.2

Varian Lambda, kata Budi, telah menyebar di 42 negara, sementara varian Mu di 49 negara. 

"Kedua varian ini memiliki kemampuan untuk menghindari sistem imunitas atau sistem kekebalan dari tubuh kita sehingga efektivitas dari vaksin yang diberikan akan menurun terhadap kedua varian ini," kata Budi.

Sementara itu, varian C.1.2 merupakan varian terbaru yang ditemukan di Afrika Selatan dan disebut telah mengkhawatirkan banyak ilmuwan.

"Karena varian ini mutasinya banyak sekali yang sama seperti yang lainnya, juga mereka dilihat bisa menghindari sistem kerja imunitas kita yang sudah bentuk berdasarkan varian-varian sebelumnya," katanya.

Baca juga: Menkes Akui Indonesia Kebobolan Varian Delta Karena Abaikan Aktivitas di Jalur Laut

Ia mengatakan, kemungkinan masuknya varian-varian itu mesti dicegah dengan menjaga perbatasan dan pintu-pintu masuk internasional, memperketat entry dan exit test, serta mendisiplinkan proses karantina.

Ia mengakui, pemerintah sempat kebobolan varian Delta karena luput menjaga perbatasan dari sisi laut.

"Sehingga, banyak kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India krunya pada saat mendarat diizinkan turun sehingga menularkan," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

Nasional
Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

Nasional
Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Kumpulkan Seluruh Kader PDI-P Persiapan Pilkada, Megawati: Semangat Kita Tak Pernah Pudar

Nasional
Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Indonesia U-23 Kalahkan Korsel, Wapres: Kita Gembira Sekali

Nasional
Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Jokowi Tunjuk Luhut Jadi Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional

Nasional
Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Di Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, Fahira Idris Sebut Indonesia Perlu Jadi Negara Tangguh Bencana

Nasional
297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com