Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Kepak Sayap Puan Ditunggu di 38 Derajat Lintang Utara

Kompas.com - 14/08/2021, 15:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kekuatan militer Korea Utara sangat disegani dunia karena diduga memiliki 40 hulu ledak nuklir yang bisa menjangkau antar-benua, 905 aneka jenis pesawat, 6 ribu tank, 525 beragam kapal laut tempur serta 1,19 juta tentara aktif serta 600 ribu tentara cadangan.

Jelas kekuatan angkatan bersenjata Korea Utara tidak bisa dipandang sebelah mata karena menjadi penentu perdamaian di Semenanjung Korea dan dunia (Kontan.co.id, 18 Juni 2020).

Nasib perdamaian antara dua Korea sampai saat ini masih jauh dari harapan setelah upaya pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un berakhir sia-sia.

Pertemuan Trump- Jong Un di Singapore, 2018 dan Vietnam, 2019 telah mengakhiri harapan damai usai ke dua belah pihak gagal mengompromikan keinginannya masing-masing.

Trump, Presiden AS ketika itu minta Korea Utara melakukan pelucutan senjata nuklirnya terlebih dahulu. Sementara Jong Un meminta dibukanya embargo ekonomi dulu, sebelum hulu ledaknya nuklirnya dibuat mandul.

Karena gagal, Jong Un melampiaskan kekecewaannya dengan perintah keras berupa peledakan markas penghubung di daerah perbatasan Korut–Korsel (Kompas.id, 11 Agustus 2021).

Kemesraan Kim Il Sung, Bung Karno, Megawati, dan Kim Jong Il

Mungkin hanya Sukarno yang ada di benak kenangan rakyat Korea Utara, jika kita merunut jalinan sejarah hubungan diplomatik antara Jakarta–Pyongyang.

Kisahnya, kakek Jong Un yaitu Kim Il Sung melakukan muhibah ke Indonesia dari tanggal 10 – 20 April 1965 untuk membalas kunjungan kenegaraan Sukarno ke Pyongyang 1964.

Bung Karno mengajak Kim Il Sung ke Kebun Raya Bogor dan memberi hadiah varietas tanaman anggrek yang belum diberi nama. Oleh kakeknya Puan itu, anggrek tersebut diberi nama Kim Ilsungia.

Saat mengunjungi Kebon Raya Bogor, Kim Jong Il muda sempat berkenalan dengan Megawati, dan yang menjadi comblang-nya adalah kedua orang tua masing-masing. Nantinya, momen ini menjadi modal rintisan perdamaian yang dilakukan Megawati di kemudian hari.

Usai muhibah Kim Il Sung dari Indonesia, anggrek Kim Ilsungia berhasil tumbuh subur dan dikembangbiakan bahkan menjelma menjadi bunga kebanggaan rakyat Korea Utara.

Setiap 15 April saban tahunnya digelar festival anggrek Kim Ilsungia yang juga bertepatan dengan hari lahir Kim Il Sung.

Saya sendiri sudah pernah menjadi saksi kemeriahan perayaan ini di Pyongyang pada 2005 silam. Jalanan di Pyongyang dipenuhi dengan anggrek Kim Ilsungia yang bermekaran.

Sebagai bukti lekatnya nama Sukarno di tanah Korea Utara, segala cenderamata dari Sukarno disimpan rapi di Mauseleum Kumsusan Palace, Pyonyang termasuk video lengkap saat muhibah Sukarno ke Pyongyang pada 1964. Bung Karno mendapat julukan kesayangan Big Brother dari kakek Kim Jong Un.

Kekaguman Kim Il Sung terhadap Gelora Bung Karno, Jakarta, diwujudkan dengan membangun stadion akbar yang serupa di Pyongyang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com