Kekuatan militer Korea Utara sangat disegani dunia karena diduga memiliki 40 hulu ledak nuklir yang bisa menjangkau antar-benua, 905 aneka jenis pesawat, 6 ribu tank, 525 beragam kapal laut tempur serta 1,19 juta tentara aktif serta 600 ribu tentara cadangan.
Jelas kekuatan angkatan bersenjata Korea Utara tidak bisa dipandang sebelah mata karena menjadi penentu perdamaian di Semenanjung Korea dan dunia (Kontan.co.id, 18 Juni 2020).
Nasib perdamaian antara dua Korea sampai saat ini masih jauh dari harapan setelah upaya pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Kim Jong Un berakhir sia-sia.
Pertemuan Trump- Jong Un di Singapore, 2018 dan Vietnam, 2019 telah mengakhiri harapan damai usai ke dua belah pihak gagal mengompromikan keinginannya masing-masing.
Trump, Presiden AS ketika itu minta Korea Utara melakukan pelucutan senjata nuklirnya terlebih dahulu. Sementara Jong Un meminta dibukanya embargo ekonomi dulu, sebelum hulu ledaknya nuklirnya dibuat mandul.
Karena gagal, Jong Un melampiaskan kekecewaannya dengan perintah keras berupa peledakan markas penghubung di daerah perbatasan Korut–Korsel (Kompas.id, 11 Agustus 2021).
Mungkin hanya Sukarno yang ada di benak kenangan rakyat Korea Utara, jika kita merunut jalinan sejarah hubungan diplomatik antara Jakarta–Pyongyang.
Kisahnya, kakek Jong Un yaitu Kim Il Sung melakukan muhibah ke Indonesia dari tanggal 10 – 20 April 1965 untuk membalas kunjungan kenegaraan Sukarno ke Pyongyang 1964.
Bung Karno mengajak Kim Il Sung ke Kebun Raya Bogor dan memberi hadiah varietas tanaman anggrek yang belum diberi nama. Oleh kakeknya Puan itu, anggrek tersebut diberi nama Kim Ilsungia.
Saat mengunjungi Kebon Raya Bogor, Kim Jong Il muda sempat berkenalan dengan Megawati, dan yang menjadi comblang-nya adalah kedua orang tua masing-masing. Nantinya, momen ini menjadi modal rintisan perdamaian yang dilakukan Megawati di kemudian hari.
Usai muhibah Kim Il Sung dari Indonesia, anggrek Kim Ilsungia berhasil tumbuh subur dan dikembangbiakan bahkan menjelma menjadi bunga kebanggaan rakyat Korea Utara.
Setiap 15 April saban tahunnya digelar festival anggrek Kim Ilsungia yang juga bertepatan dengan hari lahir Kim Il Sung.
Saya sendiri sudah pernah menjadi saksi kemeriahan perayaan ini di Pyongyang pada 2005 silam. Jalanan di Pyongyang dipenuhi dengan anggrek Kim Ilsungia yang bermekaran.
Sebagai bukti lekatnya nama Sukarno di tanah Korea Utara, segala cenderamata dari Sukarno disimpan rapi di Mauseleum Kumsusan Palace, Pyonyang termasuk video lengkap saat muhibah Sukarno ke Pyongyang pada 1964. Bung Karno mendapat julukan kesayangan Big Brother dari kakek Kim Jong Un.
Kekaguman Kim Il Sung terhadap Gelora Bung Karno, Jakarta, diwujudkan dengan membangun stadion akbar yang serupa di Pyongyang.