Sudah banyak dikonsumsi
Meski begitu, pada kenyataannya saat ini sebagian masyarakat di Indonesia termasuk para pejabat sudah mengonsumsi Ivermectin sebagai obat Covid-19.
Mereka juga mengklaim Ivermectin memiliki tingkat penyembuhan tinggi untuk kasus Covid-19, baik tingkat ringan, sedang, maupun parah.
Bahkan di e-commerce obat ini dijual secara bebas dengan harga yang fantastis. Padahal sebelumnya pemerintah mengatakan bahwa Ivermectin adalah obat murah dengan harga sekitar Rp 5 hingga 7 ribu per tablet.
Baca juga: Indofarma Sebut Ivermectin Hanya Bisa Diperoleh Melalui Resep Dokter
Masyarakat tidak bisa serta-merta dipersalahkan terkait hal ini. Karena mereka menghadapi pilihan antara sehat dan sakit atau hidup dan mati. Selain itu, BPOM juga memberi akses masyarakat terhadap ini meski memang disebut harus dengan persetujuan dokter.
"Jika memang ada masyarakat yang membutuhkan Ivermectin tetapi tidak dalam kerangka uji klinis, dokter dapat memberikan obat itu dengan memperhatikan penggunaannya sesuai protokol uji klinis yang telah disetujui," kata Penny Lukito.
Oleh karena itu seharusnya pemerintah tegas terhadap hal ini agar masyarakat tidak kebingungan. Jika memang hanya boleh untuk klinik, kata Pandu, sebaiknya jangan dipromosikan, jangan diresepkan.
Dan jangan pula disarankan untuk dikonsumsi obat yang belum terbukti bermanfaat dan aman. Sebab ini menyangkut nyawa rakyat Indonesia.
Baca juga: IDI Sebut Kasus Covid-19 di India Turun Karena Lockdown, Bukan Ivermectin
Apalagi Ivermectin masuk dalam kategori obat keras yang jika dikonsumi secara bebas dalam jangka waktu panjang dapat mengakibatkan efek samping seperti nyeri otot/sendi, ruam kulit, demam, pusing, sembelit, diare, mengantuk, dan Sindrom Stevens-Johnson.
Ivermectin sebagai pengobatan pada manusia di Indonesia juga masih tergolong baru sekitar 1-2 bulan lalu sebagai obat cacing.
"Apalagi ini obat cacing, itu punya zat kimia yang bisa saja menimbulkan reaksi alergi dan reaksi yang kita tidak ketahui, salah satu adalah reaksi alergi yang hebat, semua masih menyatakan ini obat anti parasit," kata Pandu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.