Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDI: Beban Nakes Meningkat Drastis di Daerah dengan Lonjakan Covid-19, Kelelahan Pasti Terjadi

Kompas.com - 19/06/2021, 12:52 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Muhammad Faqih mengatakan, beban tenaga kesehatan (nakes) meningkat drastis di daerah-daerah dengan lonjakan kasus Covid-19.

Kondisi tersebut terjadi di Kudus dan sekitarnya, Bangkalan dan sekitarnya, DKI Jakarta dan Bandung Raya. Sehingga risiko nakes mengalami kelelahan pasti terjadi.

"Di DKI Jakarta kan tempat pelayanan kesehatan rata-rata sudah dihuni 78 persen pasien (Covid-19). Tetapi dua hari ini kemungkinan sudah bertambah jadi lebih dari 80 persen," ujar Daeng dalam diskusi daring bertajuk "Covid-19 Meradang Pasca Libur Panjang" yang digelar Sabtu (19/4/2021).

"Di Bandung itu banyak yang sudah penuh dan rata-rata sudah di atas 80 persen. Sehingga kalau kondisi seperti ini sudah dapat dipastikan beban nakes sudah sangat meningkat dan kelelahan pasti terjadi," lanjutnya.

Baca juga: Vaksinasi Lansia Baru 20 Persen dari Target, Kemenkes Ungkap Kendalanya

Saat ini IDI bekerja sama dengan pemerintah memberikan bantuan nakes secara bergiliran ke daerah-daerah tersebut.

Daeng mencontohkan, pihaknya telah mengirim tiga kloter bantuan dokter untuk penanganan Covid-19. Satu kloter terdiri dari 12 dokter.

Kemudian, untuk RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran juga mendapat tambahan bantuan sebanyak 60 dokter.

Menurut Daeng, setelah ini pihaknya masih akan menginisiasi bantuan dokter untuk kloter selanjutnya.

Baca juga: Libur Lebaran, Lonjakan Kasus Covid-19, dan Kekhawatiran Fasilitas Kesehatan Kolaps

Meski kerja nakes semakin berat, dirinya berharap vaksin Covid-19 yang telah diterima mereka dapat memberikan perlindungan.

Terlebih saat ini varian baru virus corona telah menyebar di Indonesia.

"Akan tetapi tetap perlu penjadwalan kerja yang baik agar nakes tidak kelelahan. Selain itu protokol kesehatan secara ketat harus diterapkan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com