Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar FK UI Nilai Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia Saat Ini Serupa dengan India

Kompas.com - 19/06/2021, 11:47 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia yang terjadi saat ini serupa dengan apa yang pernah dialami India.

Ada beberapa hal yang menjadi indikasi tersebut, mulai dari longgarnya pengetatan, kurangnya kapasitas testing, program vaksinasi yang belum menyeluruh, dan munculnya mutasi virus corona.

Pertama, terkait longgarnya pengetatan yang menyebabkan terjadinya kerumunan massa. Di India, hal tersebut terlihat dari mulai digelarnya acara keagamaan, bioskop, dan acara perkawinan.

"India itu biasanya melakukan pernikahan pada bulan Desember-Januari, pada awal musim dingin. Kita lihat kalau suka nonton film Bolywood bagaimana ramainya pernikahan India, itu kerumunan orang," kata Tjandra dalam diskusi virtual Perspektif Indonesia "Menyiasati Lonjakan Covid-19" Sabtu (19/6/2021).

Melihat contoh tersebut, Tjandra mengatakan seharusnya Indonesia juga menghindari kerumunan.

Baca juga: Pemerintah Didorong Berani Ambil Kebijakan Pengetatan Sikapi Lonjakan Kasus Covid-19

Namun, untuk menghindari kerumunan harus ada penegasan berupa kebijakan dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (pemda) untuk pembatasan sosial.

"Makanya sekarang juga begitu. Harusnya sih memang ada pembatasan sosial saat ini. Tidak bisa seperti yang sudah berjalan," ujarnya.

Tjandra melanjutkan, India juga terlihat kurang dalam menjangkau testing di masyarakat, bahkan mengalami penurunan.

Menurut dia, sebelumnya India berhasil melakukan testing hampir sebanyak 1,5 juta dan kemudian turun menjadi 700.000 testing.

"Nah, ini menunjukkan kalau testing turun maka orang yang positif ditemukan menjadi lebih sedikit dan penularan-penularan menjadi besar di masyarakat," terangnya.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah meningkatkan jumlah testing, meski secara angka nasional angkanya dinilai membaik.

Sebab, menurutnya penilaian tersebut hanya dari angka testing skala nasional. Padahal, ia berpandangan bahwa penilaian setiap provinsi dalam jumlah testing tentu berbeda.

Baca juga: Libur Lebaran, Lonjakan Kasus Covid-19, dan Kekhawatiran Fasilitas Kesehatan Kolaps

"Mungkin ada provinsi yang bagus, ada provinsi yang tidak bagus. Jadi harusnya, datanya, test dan tracing pada semua kabupaten/kota itu maksimal sesuai dengan standar yang ada," tuturnya.

Kemudian, ia juga menyoroti persamaan vaksinasi di India dan Indonesia yang cenderung belum maksimal.

Tjandra mencontohkan, India sempat baru mencapai vaksinasi kepada ratusan ribu masyarakatnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com