Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novel Sebut TWK Jadi Cara Pamungkas Habisi Pemberantasan Korupsi di KPK

Kompas.com - 12/06/2021, 23:03 WIB
Wahyuni Sahara,
Bayu Galih

Tim Redaksi

Jakarta, KOMPAS.com - Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan berkeyakinan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) merupakan cara untuk menghabisi kerja para pejuang yang bersungguh-sungguh dalam pemberantasan korupsi. 

Keyakinan itu diungkap Novel dalam tayangan YouTube Haris Azhar. Kompas.com telah mendapatkan izin dari Haris Azhar untuk mengutip perbincangannya dengan Novel pada hari Sabtu (12/6/2021)

"Saya meyakini ini upaya terakhir atau upaya pamungkas yang dilakukan untuk menghabisi pemberantasan korupsi di KPK," kata Novel.

Baca juga: ICW Minta Pimpinan KPK Tidak Bersembunyi dari Permasalahan TWK

Jika hal tersebut memang benar, Novel khawatir, masa depan pemberantasan korupsi akan suram.

Ini karena di masa depan tidak ada lagi orang-orang yang berani memberantas korupsi dengan sungguh-sungguh.

"Ini bahaya, kalau benar ini terjadi maka saya khawatir orang akan takut benar-benar memberantas korupsi secara serius, orang takut untuk berani menjaga integritas, orang takut untuk berani menolak perintah pimpinan yang menyuruh sesuatu yang salah," kata dia.

Awalnya, Novel dan bersama 74 pegawai lainnya yang tidak lolos menduga bahwa TWK ini memang seperti yang dijanjikan yaitu sebagai syarat untuk alih status menjadi ASN.

Baca juga: Giri Suprapdiono Sebut 3 Skenario Pelemahan KPK Melalui TWK

Namun, seiring berjalannya waktu, ia melihat ada banyak kejanggalan yang terjadi dari TWK ini.

"Sejak awal masih sempat berpikir ini tujuannya baik karena sifatnya peralihan untuk pemetaan. Tadinya berpikirnya positif. Tapi, ternyata setelah sekian lama kita lihat ada fakta-fakta yang disampaikan dengan bohong," kata dia.

Kejanggalan itu, kata Novel, bukan hanya soal hasil tes TWK saja. Namun, juga soal aturan hukumnya, proses tesnya, asesornya yang dinilai tidak memiliki sertifikasi, hingga standar yang digunakan untuk penilaian TWK itu juga tidak jelas.

Baca juga: Betulkah Ada Operasi Senyap di Balik TWK KPK?

Novel pun menduga ada norma yang diselipkan dalam peraturan soal alih status ini. Norma tersebut yang kemudian diduga digunakan untuk memaksa pegawai KPK mengikuti TWK. 

Jika KPK memang benar menjadikan TWK ini sebagai syarat untuk alih status pegawai, Novel  meminta supaya KPK juga memperlihatkan hasil tes yang sebenarnya.

"Kalau memang benar mereka punya pola tes begitu, ayo kita lihat hasil tesnya. Kita lihat hasil tesnya sampai sekarang enggak diberika," ucap Novel, yang pernah menjadi korban serangan penyiraman air keras ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com