Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Mengaku Selektif dalam Berkomunikasi

Kompas.com - 30/04/2021, 15:01 WIB
Tatang Guritno,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Lili Pintauli Siregar mengaku selektif dalam berkomunikasi.

Hal itu dilakukan untuk menjaga harkat dan martabatnya, baik secara pribadi maupun sebagai bagian dari KPK.

"Saya selalu menjaga selektifitas berkomunikasi untuk menjaga harkat dan martabat diri saya sebagai insan KPK maupun marwah lembaga KPK," ujar Lili dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Wakil Ketua KPK Lili Pintauli: Saya Tidak Bisa Menghindari Komunikasi dengan Seluruh Kepala Daerah

Lili mengatakan, sebagai pejabat publik sebelum bergabung dengan KPK, dirinya telah memiliki koneksi dengan berbagai pihak.

Namun ia menekankan, koneksinya saat ini dilakukan dengan batasan-batasan yang sesuai kode etik KPK.

Sebelum di KPK, Lili pernah menjadi bagian dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) selama 10 tahun.

Ia juga sempat menjadi Wakil Ketua LPSKperiode 2013-2018.

Baca juga: Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Bantah Komunikasi dengan Wali Kota Tanjungbalai

Lili menjelaskan, sebagai Pimpinan KPK, ia tak bisa membatasi komunikasi dengan pejabat daerah.

Kendati demikian, komunikasi yang terbangun itu dilakukan sebagai implementasi fungsi pencegahan tindak pidana korupsi.

"Sebagai Pimpinan KPK khususnya dalam pelaksanaan tugas pencegahan saya tidak dapat menghindari komunikasi dengan para kepala daerah," tutur dia.

Lili juga menampik kabar bahwa dirinya diduga sempat berkomunikasi dengan tersangka dugaan kasus suap dan gratifikasi, Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.

"Saya tegaskan bahwa saya tidak pernah menjalin komunikasi dengan tersangka MS (M Syahrial) terkait perkara yang bersangkutan apalagi untuk membantunya dalam perkasa yang sedang ditangani KPK," tegasnya.

Baca juga: KPK Cegah Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin ke Luar Negeri

Adapun kasus dugaan suap dan gratifikasi dengan tersangka M Syahrial, penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju dan pengacara Maskur Husain sempat membuat sejumlah nama terseret.

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) sempat menyebut bahwa M Syahrial berupaya menghubungi Lili untuk menanyakan tentang perkara yang sedang dialaminya.

Salain itu, KPK juga menduga bahwa Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin terut terlibat dalam perkara tersebut.

Azis diduga menjadi inisiator pertemuan antara Robin dan Syahrial yang terjadi di rumahnya pada Oktober 2020.

Baca juga: Penggeledahan KPK di Ruang Kerja dan Rumah Azis Syamsuddin Dinilai Terlambat

KPK telah melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi untuk mendalami dugaan keterlibatan Azis.

Terbaru, KPK mengajukan permohonan pencekalan atau pencegahan keluar negeri atas nama Azis Syamsuddin pada pihak imigrasi.

Kepala Bagian Humas Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Tubagus Erif menyebut pencegahan perjalanan ke luar negeri untuk Azis berlaku selama 6 bulan terhitung sejak 27 April 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

[POPULER NASIONAL] Para Sesepuh Kopassus Bertemu | Prabowo Ingin Libatkan Megawati Susun Kabinet

Nasional
Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Rute Transjakarta 9F Rusun Tambora - Pluit

Nasional
Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Sidang Perdana Hakim Agung Gazalba Saleh di Kasus Gratifikasi dan TPPU Digelar 6 Mei 2024

Nasional
Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Respons MA soal Pimpinan yang Dilaporkan ke KY karena Diduga Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

KY Verifikasi Laporan Dugaan Pelanggaran Etik Pimpinan MA, Dilaporkan Ditraktir Makan Pengacara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com