Salin Artikel

Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Mengaku Selektif dalam Berkomunikasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Lili Pintauli Siregar mengaku selektif dalam berkomunikasi.

Hal itu dilakukan untuk menjaga harkat dan martabatnya, baik secara pribadi maupun sebagai bagian dari KPK.

"Saya selalu menjaga selektifitas berkomunikasi untuk menjaga harkat dan martabat diri saya sebagai insan KPK maupun marwah lembaga KPK," ujar Lili dalam konferensi pers di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (30/4/2021).

Lili mengatakan, sebagai pejabat publik sebelum bergabung dengan KPK, dirinya telah memiliki koneksi dengan berbagai pihak.

Namun ia menekankan, koneksinya saat ini dilakukan dengan batasan-batasan yang sesuai kode etik KPK.

Sebelum di KPK, Lili pernah menjadi bagian dari Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) selama 10 tahun.

Ia juga sempat menjadi Wakil Ketua LPSKperiode 2013-2018.

Lili menjelaskan, sebagai Pimpinan KPK, ia tak bisa membatasi komunikasi dengan pejabat daerah.

Kendati demikian, komunikasi yang terbangun itu dilakukan sebagai implementasi fungsi pencegahan tindak pidana korupsi.

"Sebagai Pimpinan KPK khususnya dalam pelaksanaan tugas pencegahan saya tidak dapat menghindari komunikasi dengan para kepala daerah," tutur dia.

Lili juga menampik kabar bahwa dirinya diduga sempat berkomunikasi dengan tersangka dugaan kasus suap dan gratifikasi, Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial.

"Saya tegaskan bahwa saya tidak pernah menjalin komunikasi dengan tersangka MS (M Syahrial) terkait perkara yang bersangkutan apalagi untuk membantunya dalam perkasa yang sedang ditangani KPK," tegasnya.

Adapun kasus dugaan suap dan gratifikasi dengan tersangka M Syahrial, penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju dan pengacara Maskur Husain sempat membuat sejumlah nama terseret.

Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) sempat menyebut bahwa M Syahrial berupaya menghubungi Lili untuk menanyakan tentang perkara yang sedang dialaminya.

Salain itu, KPK juga menduga bahwa Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin terut terlibat dalam perkara tersebut.

Azis diduga menjadi inisiator pertemuan antara Robin dan Syahrial yang terjadi di rumahnya pada Oktober 2020.

KPK telah melakukan penggeledahan di sejumlah lokasi untuk mendalami dugaan keterlibatan Azis.

Terbaru, KPK mengajukan permohonan pencekalan atau pencegahan keluar negeri atas nama Azis Syamsuddin pada pihak imigrasi.

Kepala Bagian Humas Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) Tubagus Erif menyebut pencegahan perjalanan ke luar negeri untuk Azis berlaku selama 6 bulan terhitung sejak 27 April 2021.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/30/15014091/wakil-ketua-kpk-lili-pintauli-mengaku-selektif-dalam-berkomunikasi

Terkini Lainnya

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi May Day, Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke