JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengatakan, terorisme muncul karena kekeliruan dalam memahami suatu ideologi atau ajaran agama.
Hal ini ia katakan dalam menjawab soal perlu atau tidaknya penggunaan istilah dalam bahasa Arab yang identik dengan Islam, saat membahas masalah terorisme.
"Harus ditegaskan bahwa hal itu (terorisme) disebabkan karena adanya pemahaman yang keliru," kata Robikin kepada Kompas.com, Kamis (1/4/2021).
Baca juga: Pelaku Penyerangan di Mabes Polri Sempat Unggah Foto Bendera ISIS di Instagram
Robikin menegaskan, tidak ada agama yang membenarkan tindak kekerasan dan terorisme. Apabila teror terjadi dengan mengatasnamakan agama, ia yakin itu berasal dari kesalahan pemahaman.
"Kekerasan, apalagi berupa teror, jelas bukan ajaran agama. Agama apa pun tidak ada yang mengajarkan teror," ujar dia.
Robikin pun mengimbau masyarakat tidak takut dengan terorisme. Sebab, ia mengatakan, munculnya rasa takut merupakan tujuan para pelaku teror.
"Peristiwa yang terjadi belakangan mengindikasikan bahwa terorisme merupakan bahaya laten, ancaman nyata, yang ada di Indonesia," ungkapnya.
"Namun demikian kita tidak boleh takut terhadap segala bentuk teror. Karena rasa takut itulah yang diharapkan para pelaku teror," tutur dia.
Baca juga: Kapolri Ungkap Kronologi Penyerangan di Mabes Polri
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan berinisial ZA (25 tahun) menjadi pelaku teror di Mabes Polri, pada Rabu (31/3/2021) sore.
"Yang bersangkutan menembak sebanyak enam kali. Dua kali ke anggota di dalam pos, dua yang ada di luar, kemudian menembak lagi ke anggota yang ada di belakangnya," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, Rabu malam.
"Kemudian dilakukan tindakan tegas dan terukur kepada yang bersangkutan," tuturnya.
Peristiwa ini terjadi tak lama setelah Polri menangkap sejumlah terduga teroris, menyusul teror bom bunuh diri di Makassar, pada Minggu (28/3/2021).
Pelaku teror diduga berasal dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.