Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Perempuan Selalu Ditempatkan di Posisi Bersalah meskipun Ia Korban..."

Kompas.com - 09/03/2021, 16:27 WIB
Sania Mashabi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengungkap sejumlah hambatan yang dialami perempuan sehingga tampak tidak mampu mengatasi kekerasan dan diskriminasi kepada dirinya.

Hal itu diungkapkan oleh Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Rumah Tangga dan Rentan Kementerian PPPA Valentina Gintings dalam diskusi daring, Selasa (9/3/2021).

"Ketika kami melakukan analisis kenapa sih kekerasan itu masih terjadi, atau masih adanya diskriminasi," kata Valentina.

"Kenapa kemudian kita harus mengajak? Kenapa perempuan tuh harus rise hand, harus mengangkat tangannya," ujar dia.

Baca juga: Para Korban Disebut Sudah Menunggu RUU PKS untuk Disahkan, Ini Alasannya

Valentina mengatakan, ada lima hambatan perempuan yang menyebabkan kekerasan dan diskriminasi terus mendatangi mereka.

Hambatan pertama yakni masih adanya stigma. Menurut dia, perempuan sering kali malu untuk mengatakan telah mengalami kekerasan terlebih lagi bila pelakunya adalah kerabat.

"Perempuan selalu ditempatkan di posisi bersalah meskipun ia korban," tuturnya.

Hambatan selanjutnya adalah masih kurangnya informasi yang dimiliki perempuan bahwa ia telah mengalami kekerasan.

Kemudian, mereka juga kesulitan mendapatkan infomasi pelaporan atas kekerasan yang dialami.

Baca juga: DPR Harapkan Dukungan Semua Pihak untuk Bisa Sahkan RUU PKS

Hambatan berikutnya, lanjut Valentina, adalah akses layanan terhadap perempuan dan koban belum merata di semua daerah.

"Masih belum seluruh provinsi, hanya baru sepertiga dari kabupaten kota yang memiliki UPTD. Ini layanan yang paling mendekati masyarakat yang paling dibutuhkan masyarakat ketika mereka menjadi korban," ungkap Valentina.

Lalu, ada juga hambatan dalam proses hukum di mana masih ada aparat penegak hukum yang memiliki perspektif netral dan menyamakan semua penanganan, baik terhadap korban perempuan maupun anak, dengan anggota masyarakat lainnya.

Adapun hambatan terakhir adalah sosial budaya, salah satunya yaitu adanya budaya patriarki yang salah memosisikan bahwa perempuan harus berada di bawah laki-laki.

"Kemudian perempuan itu tetap berada posisinya kembali ke dapur lagi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com