Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Covid-19 di Indonesia: Refleksi Pembelajaran Jarak Jauh dan Harapan Tatap Muka Lagi

Kompas.com - 02/03/2021, 06:58 WIB
Irfan Kamil,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Hari ini Selasa (2/3/2021), tepat satu tahun pandemi Covid-19 di Indonesia. Dampak penyebaran virus corona, aktivitas belajar mengajar secara tatap muka terpaksa dihentikan.

Dua pekan setelah mengumumkan adanya pasien 01 Covid-19, Presiden Joko Widodo meminta masyarakat untuk bekerja dan belajar dari rumah serta ibadah di rumah. 

Sejak saat itu hampir seluruh daerah di Indonesia menggelar pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan segala persoalannya.

Kini, hampir satu tahun anak-anak Indonesia belajar tanpa bertemu guru dan teman-temannya secara fisik.   

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus menyusun PJJ agar bisa maksimal. 

Lantas, seperti apa perjalanan PJJ selama pandemi yang saat ini yang sudah satu tahun di Indonesia? Berikut rangkuman Kompas.com:

PJJ untuk cegah Covid-19

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengeluarkan surat edaran untuk pencegahan virus Covid-19 pada satuan pendidikan, Minggu (9/3/2020).

Surat tersebut ditujukan kepada kepala dinas pendidikan provinsi, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota, kepala lembaga layanan pendidikan tinggi, pemimpin perguruan tinggi, dan kepala sekolah di seluruh Indonesia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan tanggapan tentang rekomendasi Panitia Kerja (Panja) Pembelajaran Jarak Jauh dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Rapat kerja tersebut  membahas tentang laporan keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2019, proses hibah hak paten merdeka belajar serta kebijakan sekolah yang berada dalam zona hijau COVID-19. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nzANTARA FOTO/PUSPA PERWITASARI Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyampaikan tanggapan tentang rekomendasi Panitia Kerja (Panja) Pembelajaran Jarak Jauh dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Rapat kerja tersebut membahas tentang laporan keuangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Anggaran 2019, proses hibah hak paten merdeka belajar serta kebijakan sekolah yang berada dalam zona hijau COVID-19. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/nz
Nadiem mengajak berbagai pihak di dunia pendidikan untuk bergerak bersama menghadapi virus corona yang telah resmi ditetapkan WHO sebagai pandemi global untuk melakukan langkah-langkah mencegah berkembangnya penyebaran Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan.

"Kita bergerak bersama untuk bisa lepas dari situasi ini," kata Nadiem dalam rilis resmi Kemendikbud, Kamis (12/03/2020).

Setidaknya saat itu dua surat edaran dikeluarkan Kemendikbud terkait virus corona; Pertama, Surat Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di lingkungan Kemendikbud.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Mendikbud Nadiem: Kita Bergerak Bersama...

Kedua, Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan.

Mulai saat itu, kegiatan sekolah pun berlangsung tak seperti sebelum pagebluk melanda negeri.

Sejumlah tantangan mesti dihadapi agar anak-anak Indonesia tetap bisa belajar secara maksimal.

Permasalahan yang harus dihadapi terutama terkait dengan infrastruktur, misalnya listrik dan jaringan internet. Selain itu, tidak sedikit keluarga yang tidak memiliki gawai sebagai sarana untuk mengikuti PJJ.

4 Catatan

Setidaknya ada empat catatan yang dimiliki Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) terkait pembelajaran jarak jauh di Indonesia. Catatan pertama yaitu soal sumber daya manusia yang tidak siap.

"Selama pandemi ini jujur saja guru-guru itu sebenarnya kaget, karena apa? karena pembelajaran guru tidak dipersiapkan untuk menghadapi PJJ," kata Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim saat berbincang kepada Kompas.com, Senin (1/3/2021).

Baca juga: Menko PMK Akui PJJ Makin Perlihatkan Kesenjangan Pendidikan

Guru-guru di Indonesia, kata Satriwan, tidak didesain untuk menghadapi pembelajaran PJJ luring maupun daring. Guru hanya dipersiapkannya untuk pembelajaran normal.

Ia menyebut, bahkan di awal Maret hingga Juni tahun lalu guru masih tergopoh-gopoh menghadapi PJJ khususnya pembelajaran daring.

"Karena apa? karena keterampilan mereka di dalam menggunakan perangkat digital itu masih sangat minim, sebab pelatihan-pelatihan guru itu sebelumnya kita tahu klasikal bukan digital," ucap Satriwan.

Akan tetapi, dalam perkembangannya, mulai tahun ajaran baru hingga saat ini, menurut Satriwan, sudah mulai tampak peningkatan kapasitas guru.

Wakil Sekjen FSGI Satriawan Salim di Gedung LBH, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018).KOMPAS.com/Devina Halim Wakil Sekjen FSGI Satriawan Salim di Gedung LBH, Jakarta Pusat, Minggu (25/11/2018).
Bahkan, berdasarkan riset P2G pada bulan Desember 2020, ada peningkatan semangat guru dalam mengelola pembelajaran online khususnya karena terkait dengan aplikasi-aplikasi pembelajaran yang berbasis digital.

Baca juga: Masih Pandemi, Sampai Kapan Pembelajaran Jarak Jauh Dilakukan? Ini Penjelasan Kemendikbud...

"Tetapi di sisi lain, terkait dengan SDM, ancaman terjadinya learning lost memang bukan omongan belaka, tapi itu fakta, pada riset kami di Desember capaian materi dan pemahaman materi siswa hanya mencapai 40 persen," ungkap Satriwan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Bukti Hadapi Sidang di MK

Nasional
Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Meski Anggap Jokowi Bukan Lagi Kader, Ini Alasan PDI-P Tak Tarik Menterinya dari Kabinet

Nasional
Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Rancangan Peraturan KPU, Calon Kepala Daerah Daftar Pilkada 2024 Tak Perlu Lampirkan Tim Kampanye

Nasional
Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasdem dan PKB Dukung Prabowo-Gibran, PAN Sebut Jatah Kursi Menteri Parpol Koalisi Tak Terganggu

Nasional
Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Bilang Jokowi Sangat Nyaman, PAN Janjikan Jabatan Berpengaruh

Nasional
KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

KPU Godok Aturan Baru Calon Kepala Daerah Pakai Ijazah Luar Negeri

Nasional
Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis 'Pernah', Apa Maknanya?

Status Perkawinan Prabowo-Titiek Tertulis "Pernah", Apa Maknanya?

Nasional
Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Wamenhan Terima Kunjungan Panglima AU Singapura, Bahas Area Latihan Militer

Nasional
Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apa Pun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi 'Online' Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi "Online" Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode sejak Menang Pilpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com