Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembaga Eijkman: Pendonor Plasma Konvalesen Tak Akan Alami Efek Samping

Kompas.com - 01/03/2021, 20:43 WIB
Tatang Guritno,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak ada efek samping pada seorang pendonor plasma konvalesen.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Penelitian Translasional dan Kepala Lembaga Laboratorium Hepatitis Lembaga Eijkman David Handojo Muljono.

David menjelaskan, plasma konvalesen tidak mengurangi kandungan hemoglobin atau protein kaya zat besi dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh.

"Tidak seperti donor darah biasa. Kalau donor darah biasa yang keluar adalah seluruh darah lengkap. Kalau plasma konvalesen, ia tidak mengambil darah merah, jadi hemoglobin tetap, badan juga tidak sakit," jelas David pada diskusi virtual yang diadakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Senin (1/3/2021).

Baca juga: Doni Monardo Ajak Penyintas Covid-19 Jadi Donor Plasma Konvalesen

Menurut David, menjadi pendonor plasma konvalesen justru membawa keuntungan untuk tubuh seseorang.

"Dengan keluarnya plasma konvalesen maka tubuh akan terangsang membentuk hal-hal baru dalam tubuh. Itu bagus untuk tubuh seorang pendonor," paparnya.

David lebih lanjut mengatakan bahwa rata-rata seorang penyintas Covid-19 bisa mendonorkan plasma konvalesennya sebanyak 12 kali.

"Untuk uji klinisnya biasanya, satu pendonor itu bisa diambil plasmanya selama 3 bulan, atau untuk 12 kali. Tapi tidak menutup kemungkinan kalau antibodinya bisa bertahan 4-6 bulan bisa dilanjutkan (donor)," imbuh David.

Baca juga: Wali Kota Bekasi Ingin 5.000 Warganya yang Sembuh Covid-19 Jadi Donor Plasma Konvalesen

Pada kesempatan yang sama Ketua Bidang Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Linda Lukitari Waseso menjelaskan bahwa permintaan plasma konvalesen harus melalui formulir permintaan dokter yang menangani pasien Covid-19.

Tanpa formulir permintaan tersebut PMI tidak bisa memberikan plasma konvalesen pada seorang pasien.

"Plasma konvalesen tidak bisa diminta dari keluarga. Banyak terjadi di sosial media diperlukan pendonor darah A atau O lalu minta ke kami," kata Linda.

"Tidak begitu. Harus ada formulir permintaan dari dokter yang merawat, dari formulir itu PMI baru bisa memberi plasma konvalesen," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com