JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi hampir berjalan 11 bulan, tetapi belum ada tanda-tanda kasus Covid-19 dapat dikendalikan. Ini terlihat dari kasus konfirmasi positif Covid-19 yang telah melewati 1 juta kasus.
Menurut Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 (Satgas) mencatat ada 1.024.298 kasus Covid-19 di Tanah Air, hingga Rabu (27/1/2021).
Jumlah itu didapatkan setelah dalam 24 jam terakhir kemarin, terjadi penambahan 11.948 kasus Covid-19.
Meski kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah, pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 juga bertambah.
Dalam data yang sama mencatat sebanyak 10.974 orang pasien sembuh. Maka, total pasien sembuh menjadi 831.330 orang.
Kemudian, ada penambahan 387 kasus kematian akibat Covid-19. Penambahan ini merupakan tertinggi terhitung sejak pandemi melanda Indonesia.
Dengan demikian, total pasien meninggal dunia yaitu 28.855 orang.
Selama 24 jam terakhir kemarin, pemerintah memeriksa 77.788 spesimen Covid-19 dari 46.491orang. Secara kumulatif, jumlah spesimen yang telah diperiksa yaitu 8.959.395 dari 5.978.128 orang.
Kasus baru Covid-19 ini tersebar di 34 provinsi. Dalam data yang sama, terdapat lima provinsi dengan penambahan kasus tinggi.
Tertinggi di Jawa Barat sebanyak 3.198 kasus. Kemudian diikuti DKI Jakarta 1.836 kasus, Jawa Tengah 1.797 kasus, Jawa Timur 1.064 kasus, dan Kalimantan Timur 756 kasus.
Angka kematian pasien Covid-19 mengalami peningkatan sejak tiga bulan yang lalu.
Menurut Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono, hal tersebut berkaitan erat dengan menipisnya kapasitas rumah sakit untuk melayani pasien Covid-19
"Data sekarang lihat, yang meninggal sudah banyak sekitar 28.000. Itu meningkat dalam tiga bulan terakhir karena kapasitas pelayanannya sudah penuh," jelas Miko saat dihubung, Rabu (27/1/2021).
Miko menjelaskan, rumah sakit yang tak bisa lagi menampung pasien membuat masyarakat kesulitan memperoleh pelayanan kesehatan.
Jika ini diteruskan, akan berakibat pada banyak pasien meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan pertama.
"Kalau RS penuh itu akan menimbulkan keresahan di masyarakat, data pasien Covid akan banyak yang meninggal," ujarnya.
Baca juga: Rumah Sakit Penuh, Ketum PERSI: Masyarakat, Tolong Kasihani Kami
Lebih lanjut, Miko mengingatkan, jangan sampai rumah sakit terlalu lama tidak dapat menampung pasien Covid-19.
Ia menekankan, rumah sakit harus segera menjalankan perintah Menteri Kesehatan untuk menambah jumlah tempat tidur sebesar 30-40 persen bagi pasien Covid-19.
"Semua daerah kan sudah diminta untuk mempersiapkan rumah sakit tambahan. Bahkan Bogor membangun rumah sakit lapangan istilahnya," pungkasnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin telah memerintahkan semua rumah sakit, baik di zona merah, kuning dan hijau terkait Covid-19, untuk menambah kapasitas tempat tidur.
"Dan Bapak Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan edaran yang memberikan instruksi kepada semua rumah sakit, khususnya rumah sakit yang berada di zona merah, untuk melakukan penambahan tempat tidur atau melakukan konversi tempat tidur," kata Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir.
Kadir mengatakan, rumah sakit di zona merah diminta untuk menambah atau mengkonversi tempat tidur sebanyak 40 persen dan 25 persen untuk ruang ICU.
Sementara di zona kuning, rumah sakit diminta menambah atau mengonversi tempat tidur sebesar 30 persen dan ruang ICU sebesar 20 persen.
Sedangkan untuk zona hijau juga diminta berjaga-jaga dengan menambah atau mengonversikan 25 persen tempat tidur dan 15 persen untuk ICU.
Baca juga: Menkes Perintahkan Rumah Sakit di Tiap Zona Covid-19 Tambah Kapasitas Tempat Tidur
Di Istana Merdeka, Menkes Budi menegaskan, pihaknya akan melakukan tracing (pelacakan), testing (pemeriksaan), dan treatment (perawatan) atau 3T terhadap kasus Covid-19 di masyarakat semaksimal mungkin.
"Dari sisi Kemenkes, saya akan memastikan bahwa proses testing, tracing, dan isolasi treatment-nya itu akan mati-matian kita kejar," ujar Budi.
"Secepat-cepatnya, seluas-luasnya. Dari Kemenkes akan mengoordinasikan agar 3T bisa dilakukan secara lebih cepat," kata dia.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Kuntjoro Adi Purjanto secara khusus meminta masyarakat untuk memberi rasa prihatin terhadap kondisi rumah sakit yang saat ini sudah penuh.
"Masyarakat ini, kasihani kami lah. Rumah sakit itu bagian belakang, bemper yang paling akhir. Bukan garda terdepan," kata Kuntjoro.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.