Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Pemilihan Raffi Ahmad sebagai Duta Vaksin Covid-19

Kompas.com - 14/01/2021, 19:34 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

"Jadi pemilihan orang yang menjadi simbol kampanye itu ya harus didasarkan pada data ilmiah dan empiris untuk dalam kaitan wabah. Kalau tidak, ya kacau," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Berkumpul Tanpa Masker Usai Vaksinasi Covid-19, Raffi Ahmad Minta Maaf ke Jokowi

Ia berpendapat, apabila kriteria pemilihan influencer atau tokoh tersebut tidak berdasarkan data ilmiah, maka akan menimbulkan dampak kontradiktif.

Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa ada data riset untuk memilih influencer yang digunakan dalam kampanye vaksin. Dicky menyebutkan, tempat di mana ia tinggal saat ini yaitu Australia telah melakukannya.

"Riset itu menyimpulkan hanya ada dua untuk kaitan vaksin Covid-19 saat ini. Hanya dua public figure yang bisa jadi semacam public campaign untuk kaitannya dengan vaksinasi," kata dia.

Adapun dua tokoh tersebut di antaranya adalah tokoh politik atau politisi, dan tokoh kesehatan. Tokoh politik yang dimaksud, kata dia, bisa berasal dari figur seperti presiden, menteri, pejabat, kepala daerah, dan politisi.

"Kedua adalah tokoh kesehatan. Tokoh ini bisa juga di level sederhana sekalipun. Katakanlah dokter puskesmas. Masyarakat kan pasti akan melihat, oh pak dokter sudah divaksin, tidak apa-apa," ujar Dicky.

Baca juga: Minta Maaf ke Rakyat Indonesia, Raffi Ahmad Janji Akan Lebih Disiplin Patuhi 3M

Alasan pemerintah pilih Raffi Ahmad

Adapun Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan alasan Raffi terpilih untuk mewakili anak muda dan sebagai influencer sebagai duta vaksin Covid-19.

"Karena mewakili anak muda. Kemudian juga sebagai influencer," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (14/1/2021).

Saat ditanya lebih lanjut mengapa tidak memilih sosok influncer lain yang dalam kesehariannya konsisten menerapkan protokol kesehatan, Nadia menyebut penunjukan Raffi tidak sepihak dilakukan Kemenkes.

"Ini bukan hanya keputusan Kemenkes tapi bersama KPC-PEN ya," tutur Nadia.

Meski demikian, Nadia meminta Raffi sebaiknya tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Seharusnya tetap menjalankan protokol kesehatan. Sebab walau sudah divaksinasi, itu tidak cukup melindungi kita," tuturnya

Baca juga: Raffi Ahmad Pesta Setelah Vaksinasi, Kasatpol PP: Kalau Ada Musik, Kedengaran dari Kelurahan

Nadia pun mengingatkan apabila sudah disuntik vaksin pun tubuh memerlukan waktu untuk dapat membuat antibodi.

"Sehingga harus tetap menjalankan protokol kesehatan. Tetap memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, rajin mencuci tangan pakai sabun," tegas Nadia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com