Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blusukan Mensos Risma di DKI, Kritik, hingga Bantahan soal "Setting"-an

Kompas.com - 08/01/2021, 18:23 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismahrini belakangan banyak dibicarakan publik karena aksi blusukannya di Ibu Kota.

Risma tak meninggalkan gaya blusukannya dari saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya hingga kini ia memimpin Kementerian Sosial.

Pada hari pertama bertugas, ia langsung blusukan ke kawasan aliran Sungai Ciliwung di dekat Kantor Kemensos, Senen, Jakarta Pusat.

Baca juga: Cerita Mensos Risma Bantu Tunawisma di Jakarta Saat Masih Jadi Wali Kota Surabaya

Ia juga mengunjungi salah satu kolong jembatan di sekitar aliran Sungai Ciliwung bersama para stafnya.

Saat blusukan, Risma berbincang dengan para pemulung dan gelandangan yang ia temui.

Kepada pemulung, ia bertanya soal penghasilan sehari-hari yang didapat dan kondisi rumah yang dijadikan tempat tinggal.

Tak hanya di sekitaran Kantor Kemensos, Risma juga blusukan ke Pluit, Jakarta Utara, tepatnya di kolong Tol Pluit.

Selain itu, Risma kerap menyapa masyarakat pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS).

Ia menyusuri jalur pedestrian di Jalan Thamrin persis di sisi kanan Plaza UOB, Jakarta Pusat dengan berjalan kaki.

Baca juga: Mensos Risma: Saya Tak Blusukan, Saya Hanya Lewat dari Rumah ke Kantor

Risma lantas menyapa dan berdialog dengan mereka termasuk menanyakan asal kampung halaman. Ia juga meminta kesediaan mereka mendapatkan pembinaan.

Dikutip dari siaran pers Kemensos, Senin (4/1/2020), Risma bertemu dengan perempuan berkaus merah muda, menenteng tas plastik merah yang tengah duduk di trotoar di Jalan Baturaja di sebelah Plaza Bank UOB.

Dalam perbincangan dengan Mensos, perempuan ini diketahui bernama Fitri. Kepada Fitri, Mensos menyampaikan berbagai pertanyaan seputar nama dan tempat tinggal.

“Tinggal di mana?” tanya Risma. Fitri hanya menjawab pendek. “Tidak punya rumah” kata dia.

Selebihnya, pertanyaan Mensos tidak banyak dibalas oleh perempuan yang diduga menderita kusta ini.

“Ibu mau ikut saya ya. Nanti saya kasih tempat tinggal. Mau ya? Mau? Tapi ibu jangan ke mana-mana. Nanti ada yang jemput,” kata Mensos.

Lalu, Risma berkoordinasi dengan staf untuk mengirimkan armada penjemputan dan melanjutkan perjalannya.

Selanjutnya, Risma bertemu dengan pria paruh baya yang tidur beralaskan kardus. Pria berambut putih ini memperkenalkan namanya Kastubi.

Baca juga: Bantah Rekayasa Blusukan, Risma: Saya Tidak Kenal Pemulung Bernama Kastubi

Risma membuka pembicaraan dengan Kastubi yang mengaku tidak memiliki tempat tinggal.

“Bapak ikut saya ya. Nanti saya kasih tempat tinggal biar bapak tidak kehujanan ya. Nanti ada yang jemput ya, tapi bukan Satpol PP. Tapi bapak jangan kemana-mana,” kata Risma.

Tawaran serupa disampaikan kepada Faisal. Bahkan faisal, bersedia menerima tawaran untuk kembali pulang ke Asahan, Sumatra Utara, kampung halamannya.

Dari tiga PPKS, hanya Kastubi dan Faisal yang kooperatif bersedia menerima penanganan dari Kementerian Sosial. Kedua pria ini selanjutnya diantar ke Kantor Kementerian Sosial.

Komitmen untuk tetap blusukan ini disampaikan Risma selepas ia dilantik sebagai Mensos di Istana. 

Menurut Risma, ia bisa melihat langsung permasalahan sosial bila turun langsung ke lapangan melalui blusukan.

Dengan demikian, ia bisa menyusun kebijakan yang benar-benar sesuai kebutuhan masyarakat.

Tuai kritik

Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Mujiyono menilai, aksi blusukan Risma berlebihan.

Baca juga: Dituding Rekayasa Blusukan di Jakarta, Mensos Risma: Bagaimana Setting? Saya Ndak Kenal

Menurut Mujiyono, blusukan Risma itu dikemas berlebihan sehingga terlihat tidak elok di mata publik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com