"Jangan lebay saja, dikemas berlebihan, norak jadinya. Yang dilakukan Bu Risma termasuk kategori berlebihan," ujar Mujiyono saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).
Mujiyono juga menyarankan Risma, jika ingin bertemu gelandangan di Jakarta, jangan mencari di daerah steril seperti Sudirman-Thamrin yang akan jarang terlihat.
"Kalau mau lagi (ketemu gelandangan) sono di Jakarta Barat," kata politisi Demokrat itu.
Mujiyono menyebut, di sekitar bantaran Kali Angke masih banyak ditemukan gelandangan karena memang daerah kumuh dan padat penduduk di Jakarta.
Tak hanya itu, Mujiyono mengatakan bahwa hal yang dilakukan Risma merupakan gerakan politis untuk mencari citra di tengah masyarakat.
"Sekali lagi saya bilang, apa pun aktivitas politik yang dilakukan tokoh politik pasti bernuansa politis," kata Mujiyono.
Baca juga: Tak Mau Kebijakannya Dianggap Riya, Risma: Itu Saya Lakukan Sejak Dulu
Sementara itu, Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi menegaskan, masalah gelandangan atau tunawisma bukan hanya ada di Jakarta, tapi juga di seluruh kota besar di Indonesia.
"Saya bukan membela diri. Permasalahan tunawisma itu bukan di Jakarta saja. Ke Surabaya deh, di Medan, di Bandung. Ada enggak kota besar yang enggak ada manusia gerobak?" kata Irwandi saat dihubungi, Selasa.
Irwandi kembali menekankan bahwa pihaknya sudah berkali-kali berusaha menertibkan tunawisma yang ada di wilayah Jakarta Pusat, salah satunya dengan menawarkan mereka untuk tinggal di rumah susun.
Namun, rusun itu tidak ditinggali dan mereka justru kembali menggelandang di jalan.
"Karena mata pencaharian dia di situ, dia mulung di daerah Menteng, sulit kami kasih rusun. Kami pernah coba tunawisma taruh rusun, rusunnya kan jauh, itu enggak bakal ditempatin. Gerobaknya ditaruh mana, mulungnya di mana, di rusun enggak bisa mulung, pasti lari," ucap dia.
Irwandi mengatakan, para tunawisma di Jakarta umumnya sudah memiliki rumah di kampung halaman masing-masing.
Pemkot Jakarta Pusat telah berkali-kali memulangkan para tunawisma yang menggelandang di jalanan Ibu Kota.
Baca juga: 2 Pemulung yang Bertemu Risma Bukan Penjual Poster dan Tak Punya Ponsel
Akan tetapi, mereka terus kembali datang ke Jakarta karena tak memiliki mata pencaharian di kampungnya.
"Manusia gerobak kan banyak, kami angkutin, muncul lagi. Kami pulangin, balik lagi. Jadi enggak bisa," ucap Irwandi.
Disisi lain, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, tunawisma yang ditemukan Risma di jalanan Ibu Kota merupakan gelandangan "musiman".
"Itu musiman. (Gelandangan muncul) di awal-awal pandemi Covid-19. Memasuki bulan Ramadhan juga terjadi," ujar Ariza saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kata Ariza, tidak tinggal diam dan sudah melakukan berbagai upaya untuk menghilangkan gelandangan dari Jakarta.
Ramai diperbincangkan publik
Aksi blusukan Risma ramai diperbincangkan di media sosial karena sosok Kastubi yang ditemuinya.
Muncul isu di permukaan bahwa Kastubi bukanlah pemulung melainkan seorang penjual poster lukisan Presiden Soekarno.
Adapun isu diunggah akun Twitter @Andhy_SP211 beberapa hari lalu.
Baca juga: Cerita Risma Masuk Got hingga Tangan Patah dan Dioperasi Selama 5 Jam...
Hal ini mengakibatkan tudingan warganet bahwa blusukan yang dilakukan Risma sudah diatur sebelumnya atau settingan.
Kali ini, Katsubi digunjingkan bahwa dia bukanlah pemulung, melainkan seorang penjual poster Presiden Soekarno, seperti twit yang ditulis akun Twitter @Andhy_SP211.
"Gembel ternyata bisa menjadi profesi yg menguntungkan,bisa ikut Drakor tanpa casting pastiny.." tulis @Andhy_SP211, Rabu (6/1/2021) pukul 10.22 WIB
Dalam twit-nya, akun @Andhy_SP211 menyertakan dua foto wajah seorang gelandangan berambut dan berkumis putih, bertopi hitam, serta mengenakan masker.
Akun @Andhy_SP211 juga menyertakan tangkapan layar sebuah kiriman akun Facebook yang bernama Adhe Idol.