Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/12/2020, 07:24 WIB


JAKARTA, KOMPAS.comEpidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman menilai, vaksin Covid-19 buatan Sinovac belum aman lantaran belum diumumkan tingkat efikasinya (keampuhan) hingga kini.

Baca juga: 1,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac Tiba di Indonesia

Padahal, tingkat efikasi yang akan menjadi penentu awal bagi Badan Pengawasa Obat dan Makanan (BPOM) untuk mengeluarkan izin edar darurat bagi vaksin Covid-19 dari Sinovac.

“Sinovac kan belum ada data awalnya, hasil risetnya yang mengatakan dari sekian jumlah berapa yang diberi plasebo berapa yang disuntik vaksin sehingga efikasinya belum ada. Walapupun belum berakhir uji klinis tahap tiga tapi data awal (efikasi) lebih dari 50 persen itu harus ada,” kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (7/12/2020).

“Tentu tidak atau belum aman jika dijadikan bagian program vaksinasi Covid saat ini dan harus hati-hati dalam mengeluarkan izin edar darurat,” kata dia.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Disimpan di Bio Farma Bandung

Ia mengatakan, vaksin Covid-19 dari Sinovac belum aman jika dijadikan sebagai vaksin yang akan disuntikkan kepada masyarakat dalam program vaksinasi Covid-19 secara massal.

Ia pun mencontohkan perusahaan farmasi lainnya seperti Pfizer Inc. and BioNTech dan Moderna yang juga mengembangkan vaksin Covid-19.

Keduanya telah mengumumkan tingkat efikasi yang mencapai 90 persen.

Setelah mengumumkan tingkat efikasinya, baru keduanya mengajukan izin edar darurat kepada otoritas negara yang akan menggunakan vaksin mereka.

Dengan adanya tingkat efikasi, BPOM akan bisa menganalisis seberapa ampuh vaksin tersebut dalam memicu antibodi yang akan memerangi virus corona di dalam tubuh.

Meskipun uji klinis tahap ketiga masih berlangsung, Dicky bilang, setidaknya produsen vaksin harus menyampaikan tingkat efikasinya dari 50 persen relawan yang telah disuntikkan vaksin.

“Itu (efikasi) artinya itulah data yang bisa dijadikan dasar awal untuk izin edar darurat itu yang diajukan. Dan untuk Sinovac kan belum ada data (efikasi) awalnya,” ucap Dicky.

Baca juga: Vaksin Sinovac Datang, Bagaimana Distribusinya? Ini Penjelasan Terawan

Pemerintah telah mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac. Vaksin siap pakai tersebut tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020) malam.

Vaksin tersebut kemudian dibawa ke kantor pusat PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, untuk disimpan di sana.

Nantinya, tiba lagi 1,8 juta dosis vaksin Covid-19 siap pakai dari Sinovac pada Januari 2021.

Selanjutya, pada 2021, Sinovac akan mengirim 45 juta dosis bahan baku pembuatan vaksin yang bakal tiba dalam dua gelombang.

Pada gelombang pertama akan tiba 15 juta dosis dan gelombang kedua akan tiba sebanyak 30 juta dosis.

Baca juga: Menko PMK Sebut Kajian MUI soal Kehalalan Vaksin Sinovac Sudah Selesai

Saat ini, vaksin dari Sinovac juga masih menjalani uji klinis tahap ketiga di Bandung, Jawa Barat.

Sebanyak 1.620 relawan telah disuntikkan vaksin maupun placebo dan sekarang memasuki tahap pengamatan.

Baca juga: Ini 6 Vaksin yang Akan Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

Selain menggunakan vaksin dari Sinovac, pemerintah telah memutuskan untuk bekerja sama dengan profusen vaksin lainnya yakni Sinopharm, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer Inc and BioNTech.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kepala BIN Disarankan Mundur Jika Ingin Dukung Bakal Capres Tertentu

Kepala BIN Disarankan Mundur Jika Ingin Dukung Bakal Capres Tertentu

Nasional
Pujian Kepala BIN ke Prabowo Dinilai Bisa Cederai Prinsip Pemilu Jurdil

Pujian Kepala BIN ke Prabowo Dinilai Bisa Cederai Prinsip Pemilu Jurdil

Nasional
Legislator PDI-P Tak Sependapat Soal Jangan Campuradukkan Politik dengan Sepakbola

Legislator PDI-P Tak Sependapat Soal Jangan Campuradukkan Politik dengan Sepakbola

Nasional
Bantah Sugeng IPW, Kuasa Hukum Klaim Wamenkumham Tak Intervensi Perizinan PT CLM

Bantah Sugeng IPW, Kuasa Hukum Klaim Wamenkumham Tak Intervensi Perizinan PT CLM

Nasional
Pemerintah Usul Ke FIFA Jadwal Ulang Pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia

Pemerintah Usul Ke FIFA Jadwal Ulang Pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia

Nasional
KPK Geledah 4 Tempat Terkait Korupsi Tukin ASN Kementerian ESDM, Temukan Uang Miliaran Rupiah

KPK Geledah 4 Tempat Terkait Korupsi Tukin ASN Kementerian ESDM, Temukan Uang Miliaran Rupiah

Nasional
Kuasa Hukum Bantah Wamenkumham Minta Asprinya Jadi Komisaris PT CLM

Kuasa Hukum Bantah Wamenkumham Minta Asprinya Jadi Komisaris PT CLM

Nasional
Kritik Ucapan Mekeng 'Makan Uang Haram Kecil-kecil', KPK: Sedikit atau Banyak Tidak Layak

Kritik Ucapan Mekeng "Makan Uang Haram Kecil-kecil", KPK: Sedikit atau Banyak Tidak Layak

Nasional
Komisi Yudisial Kutuk Pembacokan Mantan Ketua KY Jaja Ahmad Jayus

Komisi Yudisial Kutuk Pembacokan Mantan Ketua KY Jaja Ahmad Jayus

Nasional
Persoalan Piala Dunia U-20, Muhadjir: Kita Masih Berusaha Mencari Titik Temu

Persoalan Piala Dunia U-20, Muhadjir: Kita Masih Berusaha Mencari Titik Temu

Nasional
Bupati Kapuas Tersangka, KPK Wanti-wanti Kepala Daerah Tak Manfaatkan Jabatan untuk Urusan Pribadi

Bupati Kapuas Tersangka, KPK Wanti-wanti Kepala Daerah Tak Manfaatkan Jabatan untuk Urusan Pribadi

Nasional
Pengacara Sebut Pemerintah Harus Beri Santunan untuk Korban Gagal Ginjal Meninggal dan Rawat Jalan

Pengacara Sebut Pemerintah Harus Beri Santunan untuk Korban Gagal Ginjal Meninggal dan Rawat Jalan

Nasional
Komisi X Dukung Pemerintah Lobi FIFA agar Piala Dunia U-20 Tetap Digelar di Indonesia

Komisi X Dukung Pemerintah Lobi FIFA agar Piala Dunia U-20 Tetap Digelar di Indonesia

Nasional
Pernyataan Lengkap Jokowi soal Polemik Timnas Israel di Piala Dunia U20

Pernyataan Lengkap Jokowi soal Polemik Timnas Israel di Piala Dunia U20

Nasional
Plt Menpora Muhadjir: Jangan Sampai Seolah-olah Kalau U-20 Batal Indonesia Mau Kiamat

Plt Menpora Muhadjir: Jangan Sampai Seolah-olah Kalau U-20 Batal Indonesia Mau Kiamat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke