Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Perguruan Tinggi Relaksasi Kurikulum, dari Kaku Jadi Fleksibel

Kompas.com - 03/11/2020, 19:50 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta perguruan tinggi untuk melakukan relaksasi kurikulum, dari yang semula kaku menjadi fleksibel.

Menurut dia, pandemi Covid-19 justru harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional, termasuk di perguruan tinggi. Hal ini demi menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

"Perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum dari yang kaku menjadi fleksibel, membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru, terhadap cara-cara yang lebih responsif, dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter, bahkan transdisipliner," kata Jokowi saat acara peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar, yang ditayangkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/11/2020).

Baca juga: Iuran Perguruan Tinggi Jadi Sumber Utama Inflasi di DKI pada September 2020

"Dari berorientasi theory building menjadi problem solving, bahkan impact making," tuturnya.

Jokowi menyebut, seluruh sivitas akademika harus siap menjalani standar normalitas baru.

Menurut dia, dosen yang baik adalah yang memfasilitasi mahasiswanya belajar kepada siapa saja, melalui media apa saja dan dilakukan kapan saja.

Sementara, perguruan tinggi yang baik adalah yang membangun ekosistem merdeka belajar dan memanfaatkan materi serta media belajar yang terbuka luas.

Standar normalitas baru tersebut, kata Jokowi, harus dirumuskan dalam berbagai kebijakan.

Misalnya, kebijakan tentang key performance indicator (KPI) dosen, kebijakan mengenai program prioritas perguruan tinggi, alokasi anggaran, infrastrukturnya, hingga standar operasional prosedur (SOP).

"Demikian pula halnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Nerbagai standar normalitas baru harus dirumuskan," ujarnya.

Di awal abad digital seperti sekarang ini, lanjut Jokowi, berbagai riset dan pengembangan teknologi seharusnya memperoleh prioritas. Teknologi digital, big data analytics, maupun artificial intelligence dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang.

Baca juga: Mendikbud: Anggaran Perguruan Tinggi Naik 70 Persen Tahun 2021

Oleh karenanya, ia mendorong perguruan tinggi untuk berlomba-lomba melakukan inovasi digital agar hasilnya bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa.

Misalnya, untuk pengembangan kemandirian pangan, kemandirian energi, hingga pengembangan kewirausahaan UMKM di berbagai sektor.

"Karena itu jangan terjebak pada rutinitas. Perguruan tinggi harus punya waktu, harus punya energi dan harus punya keberanian untuk melakukan perubahan, harus terus-menerus mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan generasi unggul untuk mewujudkan Indonesia maju," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com