Penambahan kasus itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 26.661 spesimen yang diambil dari 20.146 orang. Adapun jumlah suspek pada 2 November tercatat sebanyak 59.500 orang.
Perlu diwaspadai
Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, jumlah testing yang menurun menjadi persoalan penanganan Covid-19 pada beberapa hari terakhir.
Penurunan jumlah tes yang ada terjadi secara drastis.
"Problemnya ada pada tes yang menurun. Tes menurun drastis. Seharusnya semua kasus suspek dites," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (2/11/2020).
Baca juga: 8 Bulan Pandemi di Indonesia, 4 Hari Terakhir Pemeriksaan Spesimen Tak Capai Target
Dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, rendahnya pemeriksaan atau testing terjadi karena beberapa hal.
"Misalnya, jumlah titik testing yang tersebar luas, kapasitas laboratorium yang terbatas, keterbatasan reagen, maupun juga SDM (sumber daya manusia) yang perlu ditambah," ujar Wiku.
Menurut Wiku, kondisi ini akan menjadi bahan evaluasi, terutama bagi pemerintah untuk tetap memasifkan upaya testing maupun tracing, baik dengan memperbanyak jumlah lab maupun kualitas laboratorium.
"Soal detail penyebabnya, bisa ditanyakan kepada pihak Kementerian Kesehatan yang mengetahui lebih detail terkait operasional pencatatan dan pelaporan yang ada di lapangan," ucap Wiku.
Kemenkes sebut surveilans tetap berjalan
Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Muhammad Budi Hidayat mengatakan, proses surveilans (testing dan tracing) Covid-19 tetap berjalan.
Dia memastikan, data yang dilaporkan pemerintah setiap sore merupakan informasi yang terbaru.
Baca juga: Jumlah Suspek Covid-19 Terus Naik, Kemenkes: Ini Bagus, Artinya Surveilans Berjalan
Saat disinggung apakah penurunan jumlah tes pada beberapa hari terakhir dipengaruhi libur panjang dan cuti bersama, Budi menampik hal itu.
Sebab, menurut dia, semua laboratorium kini sudah didorong untuk memaksimalkan pemeriksaan.
"Tetapi, sampel yang masuk ternyata sekarang tidak banyak. Sebab, jumlah suspek pun juga turun," ucap Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.