Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Bulan Pandemi Covid-19: Tembus 400.000 Kasus dan Jumlah Pemeriksaan yang Turun

Kompas.com - 03/11/2020, 06:35 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memasuki bulan kedelapan pandemi Covid-19 tepat pada Senin (2/11/2020).

Kondisi ini terhitung sejak 2 Maret 2020 atau saat Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Selama delapan bulan pandemi, tercatat ada 415.402 kasus Covid-19 di Indonesia.

Selain itu, ada 345.566 pasien yang sembuh sembuh dan 14.044 orang meninggal dunia setelah tertular Covid-19.

Baca juga: 8 Bulan Pandemi, Kasus Covid-19 dan Pemeriksaan Spesimen Turun

Hingga 2 November, secara kumulatif pemerintah telah memeriksa 4.567.608 spesimen dari 2.919.560 orang yang diambil sampelnya.

Hingga Senin, kasus Covid-19 kini sudah tercatat di semua provinsi di Indonesia, dari Aceh hingga Papua.

Sudah ada 502 kabupaten/kota dari 34 provinsi yang mencatat adanya penularan virus corona.

Artinya, pandemi Covid-19 sudah berdampak di lebih dari 97 persen wilayah Indonesia

Data pemeriksaan turun

Data pemeriksaan terkait Covid-19 dalam beberapa hari terakhir semakin menurun.

Penurunan ini terlihat dari jumlah spesimen dan jumlah orang yang diperiksa secara harian.

Dalam beberapa hari terakhir, jumlah pemeriksaan spesimen Covid-19 berada di bawah target 30.000 spesimen per hari yang ditetapkan Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Penjelasan Satgas soal Penurunan Jumlah Pemeriksaan Terkait Covid-19

Berdasarkan catatan Kompas.com, sejak Jumat (30/10/2020) hingga Senin (2/11/2020) ini, pemeriksaan spesimen terlihat menurun dari hari-hari sebelumnya yang berhasil melampaui target.

Pada 30 Oktober pemerintah memeriksa 24.854 spesimen, 31 Oktober sebanyak 29.001 spesimen, dan 1 November 23.208 spesimen.

Sementara itu, jika dirunut berdasarkan data harian sejak 27 Maret 2020, penambahan kasus harian Covid-19 pun cenderung menurun.

Berdasarkan data harian yang dibagikan Satuan Tugas Penanganan Covid-19, pada 27 Oktober tercatat ada 3.520 kasus baru.

Penambahan kasus ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 37.438 spesimen yang diambil dari 28.700 orang. Sementara itu, jumlah suspek pada 27 Oktober tercatat sebanyak 169.479 orang.

Kemudian, pada 28 Oktober 2020, tercatat penambahan kasus baru sebanyak 4.029.

Penambahan kasus ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 40.572 spesimen yang diambil dari 27.344 orang.

Sementara itu, jumlah suspek pada 28 Oktober tercatat sebanyak 169.833 orang.

Lalu, pada 29 Oktober 2020, terdapat penambahan sebanyak 3.565 kasus baru Covid-19 dalam waktu 24 jam.

Penambahan kasus itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 34.317 spesimen yang diambil dari 25.393 orang. Adapun jumlah suspek pada 29 Oktober tercatat sebanyak 68.888 orang.

Pada 30 Oktober 2020, tercatat ada 2.897 kasus baru Covid-19.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Gubernur Kalbar Minta Pusat Keramaian di Pontianak Tutup Sepekan

Penambahan kasus itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 24.854 spesimen yang diambil dari 23.278 orang. Sementara itu, jumlah suspek pada 30 Oktober tercatat sebanyak 68.292 orang.

Selanjutnya, pada 31 Oktober 2020, ada penambahan 3.143 kasus baru Covid-19.

Penambahan kasus itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 29.001 spesimen yang diambil dari 27.459 orang. Jumlah suspek pada 31 Oktober tercatat sebanyak 67.900 orang.

Pada 1 November 2020, ada penambahan 2.696 kasus baru Covid-19 yang terjadi dalam 24 jam.

Penambahan kasus itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 23.208 spesimen yang diambil dari 17.971 orang.

Sementara itu, jumlah suspek pada 1 November tercatat sebanyak 61.215 orang.

Terakhir, pada 2 November 2020 ada 2.618 kasus baru Covid-19.

Penambahan kasus itu didapatkan dari pemeriksaan terhadap 26.661 spesimen yang diambil dari 20.146 orang. Adapun jumlah suspek pada 2 November tercatat sebanyak 59.500 orang.

Perlu diwaspadai

Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, jumlah testing yang menurun menjadi persoalan penanganan Covid-19 pada beberapa hari terakhir.

Penurunan jumlah tes yang ada terjadi secara drastis.

"Problemnya ada pada tes yang menurun. Tes menurun drastis. Seharusnya semua kasus suspek dites," ujar Pandu ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (2/11/2020).

Baca juga: 8 Bulan Pandemi di Indonesia, 4 Hari Terakhir Pemeriksaan Spesimen Tak Capai Target

Dikonfirmasi secara terpisah, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, rendahnya pemeriksaan atau testing terjadi karena beberapa hal.

"Misalnya, jumlah titik testing yang tersebar luas, kapasitas laboratorium yang terbatas, keterbatasan reagen, maupun juga SDM (sumber daya manusia) yang perlu ditambah," ujar Wiku.

Menurut Wiku, kondisi ini akan menjadi bahan evaluasi, terutama bagi pemerintah untuk tetap memasifkan upaya testing maupun tracing, baik dengan memperbanyak jumlah lab maupun kualitas laboratorium.

"Soal detail penyebabnya, bisa ditanyakan kepada pihak Kementerian Kesehatan yang mengetahui lebih detail terkait operasional pencatatan dan pelaporan yang ada di lapangan," ucap Wiku.

Kemenkes sebut surveilans tetap berjalan

Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Muhammad Budi Hidayat mengatakan, proses surveilans (testing dan tracing) Covid-19 tetap berjalan.

Dia memastikan, data yang dilaporkan pemerintah setiap sore merupakan informasi yang terbaru.

Baca juga: Jumlah Suspek Covid-19 Terus Naik, Kemenkes: Ini Bagus, Artinya Surveilans Berjalan

Saat disinggung apakah penurunan jumlah tes pada beberapa hari terakhir dipengaruhi libur panjang dan cuti bersama, Budi menampik hal itu.

Sebab, menurut dia, semua laboratorium kini sudah didorong untuk memaksimalkan pemeriksaan.

"Tetapi, sampel yang masuk ternyata sekarang tidak banyak. Sebab, jumlah suspek pun juga turun," ucap Budi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com