Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Presiden Minta Waspadai Klaster Keluarga, Pilkada, hingga Perkantoran...

Kompas.com - 08/09/2020, 10:03 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penularan virus corona di tengah-tengah masyarakat belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Bahkan, bila melihat data Satuan Tugas Penanganan Covid-19, penambahan kasus harian justru menunjukkan tren kenaikan.

Di tengah kenaikan kasus yang terus terjadi, Presiden Joko Widodo mengingatkan masyarakat agar mewaspadai tiga klaster penyebaran virus corona yang terbilang cukup masif, yaitu klaster perkantoran, klaster keluarga, dan klaster pilkada.

Hal itu ditegaskan Presiden saat membuka rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/9/2020).

"Hati-hati, ini yang perlu saya sampaikan. Hati-hati yang namanya klaster kantor, yang kedua klaster keluarga, hati-hati. Yang terakhir juga klaster pilkada, hati-hati ini. Agar ini selalu diingatkan," tegas Presiden.

Baca juga: Cegah Potensi Klaster Pilkada, Satgas Covid-19: KPU Harus Tegakkan Aturan

Menurut Kepala Negara, selama ini pemerintah selalu mengingatkan masyarakat agar selalu berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat berada di tempat umum.

Namun, pada kenyataannya, justru ketiga klaster yang ia sebutkan banyak menyumbang penambahan kasus harian yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

"Kita lupa bahwa sekarang kita harus hati-hati di klaster-klaster tadi yang saya sampaikan," ucapnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 yang dilansir dari laman Covid19.go.id, akumulasi kasus positif mencapai 196.989 orang hingga 7 September 2020, sejak diumumkan pada 2 Maret lalu.

Jumlah ini bertambah 2.880 orang dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus harian Covid-19 kerap di atas 3.000-an kasus per hari.

Baca juga: Sudin Tenaga Kerja Periksa Pabrik Khong Guan Berkait Karyawan Terkonfirmasi Covid-19

Klaster keluarga

Presiden mengungkapkan, klaster keluarga menjadi salah satu klaster yang cukup memperoleh perhatian lantaran tidak sedikit masyarakat yang lengah menerapkan protokol kesehatan ketika telah berada di rumah.

"Klaster keluarga, karena kita sampai di rumah sudah merasa aman. Nah, justru di situlah yang kita harus hati-hati," kata Presiden.

Salah satu wilayah yang memiliki klaster keluarga yang cukup besar adalah Kota Bogor, Jawa Barat.

Pada 24 Agustus lalu, Dinas Kesehatan Kota Bogor melaporkan, 31,9 persen dari total kasus penularan Covid-19 di kota tersebut berasal dari klaster keluarga.

Baca juga: Kasus Covid-19 Capai 196.9898, Waspadai Klaster Keluarga

Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlang Samoedro menilai, ada dua hal yang membuat klaster keluarga muncul di Indonesia.

Halaman:


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dengan Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Pakai Dana Kementan untuk Pribadi dan Keluarga, Kasus Korupsi SYL Disebut Sangat Banal

Nasional
'Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?'

"Brigadir RAT Sudah Kawal Pengusaha 2 Tahun, Masa Atasan Tidak Tahu Apa-Apa?"

Nasional
Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Prabowo: Selamat Hari Buruh, Semoga Semua Pekerja Semakin Sejahtera

Nasional
Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Peringati Hari Buruh Internasional, Puan Tekankan Pentingnya Perlindungan dan Keadilan bagi Semua Buruh

Nasional
Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Pertamina Bina Medika IHC dan Singhealth Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan

Nasional
Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Prabowo Diprediksi Tinggalkan Jokowi dan Pilih PDI-P Usai Dilantik Presiden

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: 'Skincare' Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Daftar Aliran Uang Kementan ke SYL dan Keluarga: "Skincare" Anak, Ultah Cucu, hingga Bulanan Istri

Nasional
Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Jokowi dan Mentan Amran Sulaiman Bersepeda Bareng di Mataram

Nasional
'Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo'

"Jokowi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P Berkoalisi dengan Prabowo"

Nasional
Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Projo Ungkap Kemungkinan Jokowi Akan Gabung Parpol Lain Setelah Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Jokowi Makan Mie Gacoan di NTB, Pesan Mi Level 0

Nasional
Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com