Pada 2020 ini, ekonomi global diproyeksikan kontraksi dan sebagian besar negara di dunia menghadapi ancaman resesi.
Baca juga: Airlangga Pimpin Tim Pemulihan Ekonomi dan Penanganan Covid-19, Ini Tugasnya
Untuk di Indonesia, lanjut Airlangga, Covid-19 berdampak pada penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,97 persen pada triwulan 4-2019 menjadi 2,97 persen pada triwulan 1-2020.
Kemudian, tekanan perlambatan ekonomi dan efek Covid-19 juga terus berlanjut sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan 2-2020 terkontraksi -5,32 persen.
Dengan begitu, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester I-2020 dibandingkan dengan Semester I-2019 terkontraksi -1,26 persen.
“Keterbatasan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial dan fisik, sangat berdampak terhadap faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tekan Airlangga.
Selain itu, konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar pertumbuhan terkontraksi -5,51 persen.
Baca juga: Airlangga Tegaskan Penguatan Infrastruktur Digital Mutlak Dilakukan
Kontraksi konsumsi rumah tangga ini pun menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas.
Dari sisi sektoral, dua sektor utama yang memiliki kontribusi terbesar serta berhubungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat adalah sektor perdagangan dan manufaktur.
Kedua sektor ini masing-masing terkontraksi -7,57 persen dan -6,19 persen. Mengingat kedua sektor ini merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi, maka dampaknya terhadap penghasilan dan konsumsi masyarakat semakin besar.
Namun demikian, lanjut Airlangga, sektor pertanian masih mampu tumbuh positif 2,19 persen begitu pula sektor Informasi dan Komunikasi yang tumbuh tinggi 10,88 persen.
Baca juga: Airlangga Minta GP Anshor Kampanyekan Bahaya Covid-19 Melalui Kearifan Lokal
Terlepas dari perlambatan ekonomi, kinerja sektoral di bulan Juni menuju ke arah membaik pada sektor-sektor utama.
Pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah mulai meningkatkan mobilitas masyarakat sehingga aktivitas ekonomi mulai bergerak.
Adapun, sejumlah indikator di Juni 2020 memperlihatkan sinyal positif. Hal itu terlihat dari peningkatan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, indeks keyakinan konsumen, penjualan mobil, penjualan ritel, dan survei kegiatan dunia usaha.
Sinyal positif lainnya dilihat dari kinerja keuangan beberapa emiten selama semester satu 2020 yang juga menunjukkan peningkatan dibandingkan semester satu 2019.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Minus 5,32 Persen, Realisasi Investasi Migas Belum 50 Persen
Kemudian, dari sektor perdagangan internasional, beberapa komoditas ekspor menunjukkan perbaikan seiring dengan peningkatan ekonomi China.
Hal ini membuat ekspor Indonesia di bulan Juni 2020 meningkat mencapai 12,01 miliar dollar AS.
Sinyal positif lainnya adalah inflasi inti yang mencerminkan aggregate demand mulai mengalami peningkatan pada Juli 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.