Terutama, setelah lembaga itu dipisahkan dari ABRI semasa Gus Dur masih menjabat sebagai presiden.
"Bagi Gus Dur, rasa humor dari sebuah masyarakat mencerminkan daya tahannya yang tinggi di hadapan semua kepahitan dan kesengsaraan," tulis keterangan tersebut, seperti dilansir Kompas.com, Jumat.
"Kemampuan untuk menertawakan diri sendiri adalah petunjuk adanya keseimbangan antara tuntutan kebutuhan dan rasa hati di satu pihak dan kesadaran akan keterbatasan diri di pihak lain," imbuh keterangan itu.
Bukan kali ini saja kelakar Gus Dur soal tiga polisi jujur diceritakan kembali ke publik.
Menteri Dalam Negeri yang juga mantan Kapolri, Jenderal (Purn) Tito Karnavian, bahkan mengutip kelakar tersebut saat memberikan testimoni pada Haul Gus Dur ke-8 pada 22 Desember 2017 silam.
Menurut Tito, kelakar tersebut merupakan self criticism yang menjadi cambuk agar instansi Tribrata tersebut menjadi institusi yang lebih baik lagi.
Sikap Tito itu pula, yang diyakini Alissa Wahid, menjadi salah satu faktor yang membuat Ismail akhirnya tidak jadi diproses secara hukum.
Baca juga: Pengunggah Guyonan Gus Dur Tak Jadi Diproses Polisi, Alissa Wahid: Itu Baik
"Saya yakin salah satu sebab ini segera diluruskan karena kita tahu Pak Tito dalam sambutannya di acara Haul Gus Dur itu juga menyampaikan hal yang sama, mengutip humor itu. Bahkan Pak Sutarman, kapolri yang lain juga mengutip humor itu, dan menjadikan humor itu sebagai refleksi," kata Alissa.
"Sehingga tidak offended, tidak tersinggung. Lebih ke refleksi," imbuh dia.
Terkait tidak diprosesnya Ismail, hal itu dibenarkan oleh Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono.
"Tidak ada BAP, tidak ada kasus," kata Argo melalui keterangan tertulis, Kamis (18/6/2020).
Tak hanya itu, ia juga mengungkapkan, anggota Polres Kepulauan Sula juga telah ditegur oleh Polda Maluku Utara akibat peristiwa ini.
Baca juga: Persoalan Guyonan Gus Dur, Kompolnas Sarankan Polisi Dibimbing Terima Kritik dengan Baik