Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Database Anggota Polri Diduga Diretas, Ini Saran Pakar Digital Forensik

Kompas.com - 19/06/2020, 11:16 WIB
Devina Halim,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Video yang diunggah disebut sebagai proof of concept.

Dari video itulah Ruby meyakini bahwa Sistem Informasi Personel Polri (SIPP), setidaknya pada dua polda, telah diretas.

Baca juga: Kronologi Napi Retas Akun Facebook Anggota TNI dan Tipu Ratusan Juta, 70 Orang Jadi Korban

Ruby menambahkan, SIPP setiap polda memiliki server masing-masing sehingga tidak terpusat di Mabes Polri.

"Si pelaku membuat video step by step dia login ke mana, ke IP berapa, polda apa, pakai username apa, password-nya dimasukkin, berhasil masuk dia, dan ke dua SIPP yang berbeda, Sumsel sama Kalbar," tuturnya.

"Lalu terlihat data-data yang berbeda, dari situ kalau kita orang IT, sudut pandang tersebut melihat itu real. Bukan lagi sebuah screenshot," imbuh dia.

Dari berbagai menu yang ditunjukkan pelaku pada video tersebut, Ruby melihat tidak ada data mengenai polisi yang menjalankan misi penyamaran.

Baca juga: Bagaimana WhatsApp Bisa Kena Hack?

Data yang tersedia misalnya nama anggota keluarga, riwayat pendidikan serta jabatan.

Apabila data tersebut jatuh ke tangan kriminal, ia menuturkan, tentu saja akan berisiko besar.

Di sisi lain, ada pula resiko dari internal.

"Melihat risiko dari internal Polri sendiri, berarti nanti ada yang bisa mengedit-edit bahwa dia punya pendidikan a, b, c, yang ternyata tidak," tutur dia.

Berdasarkan penelusurannya di forum yang sama, peretasan pada SIPP pernah terjadi sekitar enam atau 12 bulan lalu.

Kemudian, perubahan tampilan (deface) pada situs milik Polri juga pernah terjadi. Namun, ia tak merinci waktu kejadian.

Baca juga: Ganjar: Twitter Saya Sudah Di-hack Berkali-kali...

Menurut Ruby, SIPP dikelola oleh Divisi Teknologi Informasi atau Komunikasi Polri (Div TIK Polri) atau SSDM Polri. Ia belum mengetahui secara lebih pasti.

Hal itu, katanya, berbeda dengan penegakan hukum yang dilakukan oleh Direktorat Siber Bareskrim Polri.

"Tugas utama mereka (polisi) penegakan hukum, jadi kesannya mengamankan sistem IT itu belum tentu hasilnya serupa dengan kinerja penyidikan mereka di bidang siber," ucap Ruby.

Maka dari itu, menurut Ruby, Polri dinilai belum optimal dalam mengamankan sistem beserta network yang dimiliki.

"Kesannya mereka belum terlalu optimal lah mengamankan sistem sama network-nya," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com