Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mensos: Pemerintah Punya Keterbatasan Tangani Covid-19, Silakan Koreksi

Kompas.com - 08/05/2020, 14:59 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara mempersilakan masyarakat untuk mengoreksi implementasi program pemerintah terkait penanganan Covid-19.

"Marilah masyarakat mengoreksi atau mengurangi kekurangan karena pemerintah punya keterbatasan. Kami tidak tertutup terhadap kritik," ujar Juliari dalam diskusi daring bertajuk Solidaritas Sosial yang digelar Kaukus Perempuan Parlemen, Jumat (8/5/2020).

Baca juga: Mensos: Tidak Mungkin Penyaluran Bansos 100 Persen Tepat Sasaran

Juliari mengatakan pemerintah tidak memiliki keleluasaan dalam menangani pandemi Covid-19, karena waktu penyebaran pandemi yang berlangsung begitu cepat.

Pemerintah mengambil langkah cepat dengan segala kekurangan yang ada.

Juliari menuturkan, dalam penanganan tersebut, pemerintah memiliki dua pilihan, yakni cepat dan tepat.

Ia mengungkapkan, dengan melihat kondisi yang ada, pemerintah pun mengambil pilihan penanganan cepat dengan segala konsekuensi yang dihadapi.

Jika mengambil pilihan tepat, dikhawatirkan penanganan berupa penyaluran bantuan sosial (bansos) baru akan diterima masyarakat pada saat pandemi telah berakhir.

"Konsekuensinya pasti ada saja yang missed," kata Juliari.

Baca juga: Mensos Akui Pernah Usulkan Bantuan Tunai untuk Warga, tapi Ditolak Presiden

Sebelumnya, Juliari mengatakan, penyaluran bansos tidak mungkin sepenuhnya bisa tepat sasaran.

Hal tersebut diungkapkan Juliari menanggapi pemberitaan dan keluhan masyarakat perihal bansos untuk warga terdampak Covid-19 yang salah sasaran.

"Memang tidak mungkin yang namanya penyaluran (bansos) 100 persen tepat sasaran. Menurut saya, kalau kita hidup di surga mungkin (bisa). Nah, selama kita hidup di dunia ini pasti ada saja yang tidak tepat sasaran," ujar Juliari.

Ia menceritakan pengalaman saat memantau secara langsung sejumlah titik penyaluran sembako di Jakarta.

"Itu sebenarnya tak seheboh yang kita baca di media. Baik soal data, soal masalah lain, apalagi kalau kita lihat di lapangan," lanjut Juliari.

Baca juga: Mensos: Tak Usah Ribut Data Bansos, Semua Bisa Diselesaikan Kekeluargaan

Dia pun mengakui ada penyebab penyaluran bansos tak tepat sasaran. Salah satunya karena negara-negara di dunia tak pernah benar-benar siap dengan wabah Covid-19.

"Karena kita tidak pernah siap untuk bencana semasif Covid-19 ini. Kalau kita lihat di negara yang lebih kaya, lebih maju saja di sana juga kacau balau, rumah sakit tak muat," kata Juliari.

Bahkan, kata dia, di New York ada tenda-tenda yang didirikan di pinggir trotoar karena rumah sakit sudah tidak mampu menampung pasien.

"Benar bencana ini luar biasa tapi, juga tak ada pemerintah yang siap dari sisi anggaran dan program. Sehingga apa yang kami (Kemensos) lakukan, bahwa begitu Covid-19 makin serius, kita harus banting setir untuk fokus ke penanganannya, " tegas Juliari.

Baca juga: Mensos Minta Masyarakat yang Dapat Bansos Lebih dari Satu Kali untuk Berbagi

Meski begitu, Juliari juga megakui bahwa anggaran Kemensos atau anggaran di daerah tidak bisa langsung dialokasikan untuk bansos masyarakat terdampak Covid-19.

"Karena kita punya aturan tata administrasi, ada pertanggungjawaban ke depannya dan untuk menghindari penyelewengan bansos, " tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

BKKBN Masih Verifikasi Situasi Stunting Terkini di Indonesia

Nasional
Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Wapres: Kalau Keluarga Baik, Bangsa Indonesia Akan Baik

Nasional
Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Kekuatan Oposisi Masih Tetap Dibutuhkan...

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Dukung Prabowo-Gibran, PKB Pastikan Tak Bakal Rusak Soliditas Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Senada dengan Nasdem, PKB Anggap Hak Angket Kecurangan Pemilu Kian Sulit Diwujudkan

Nasional
Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Usai Dukung Prabowo-Gibran, Nasdem dan PKB Bilang Timnas Amin ‘Bubar’

Nasional
MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

MK Sidangkan Sengketa Pileg 2024 Mulai 29 April, Sehari Puluhan Perkara

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, PKS: Pak Surya Paling Cantik Bermain Politik

Nasional
Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Penghormatan Terakhir PDI-P untuk Tumbu Saraswati...

Nasional
Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Idrus Sebut Ada Posisi Strategis yang Ditawarkan jika Jokowi Masuk Golkar; Ketua Umum hingga Ketua Dewan Pembina

Nasional
CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

CSIS: Jumlah Caleg Perempuan Terpilih di DPR Naik, tapi Sebagian Terkait Dinasti Politik

Nasional
Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum 'Move On'

Cak Imin Titip 8 Agenda Perubahan ke Prabowo, Eks Sekjen PKB: Belum "Move On"

Nasional
CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

CSIS: Caleg Perempuan Terpilih di Pemilu 2024 Terbanyak Sepanjang Sejarah sejak Reformasi

Nasional
Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada 'Stabilo KPK'

Prabowo-Gibran Disarankan Terima Masukkan Masyarakat saat Memilih Menteri, daripada "Stabilo KPK"

Nasional
CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

CSIS: Caleg Terpilih yang Terindikasi Dinasti Politik Terbanyak dari Nasdem, Disusul PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com