Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tatanan Dunia Baru Kita

Kompas.com - 27/04/2020, 05:35 WIB
Ren Muhammad,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Suka atau tidak, kita akan bertemu lagi dengan rezim neo-ultraliberalisme yang akan semakin keras dalam skala yang belum diketahui hingga skala yang tidak bisa diterima. Mengapa?

Sebab sistem ini akan memaksa semua orang untuk “menghidupkan kembali mesin ekonomi.”
Mereka akan menyuruh Anda mencari lagi uang yang hilang.

Mendidik Anda melakukan hal itu dengan “pelajaran agung” tentang solidaritas kolektif sambil tidak lupa menyalahkan dan menghukum para pemalas buruk yang berusaha melarikan diri dari “usaha suci” penggemukan kembali paha kurus “sapi emas” kapitalisme.

Kondisi kehidupan sosial dan kerja juga akan menjadi lebih sulit, memperbudak, tidak bermoral, dan keras. Hal ini akan mengakibatkan kehancuran manusia di semua tingkatan, dan tentu saja masyarakat paling lemah, yang jumlahnya selalu terbanyak. Mereka akan membayar dengan harga paling tinggi.

Jalan pembebasan

jadi sesungguhnya, dari jalan mana kita akan keluar?

Menghadapi sistem hegemonik yang ada, berapa besar kekuatan kita untuk melakukan perlawanan? Apakah perlu menunggu kegilaan merusak itu bertambah parah dan mempercepat kita semua masuk dalam kekacauan global supaya reruntuhan romantisme bangunan dunia lama bangkit lagi?

Semua orang sesungguhnya mencintai kebebasan, tetapi tak seorang pun yang menginginkannya sekarang.

Hukum dunia selalu sama dari masa ke masa. Ketika manusia dilanda ketakutan luar biasa, maka mereka akan menyerahkan diri secara mutlak untuk diperbudak oleh segelintir orang yang mengaku dapat melindunginya.

Siapa di antara kita yang dapat melawan ketakutan, tetap menegakkan kepala dan menjaga ketenangan jiwa, mengembangkan sumber daya imajinasi kreatif dan daya juang untuk memikirkan pembangunan sebuah dunia baru secara bersama-sama?

Apakah sekumpuluan manusia yang saat ini kian rajin berkicauan di dunia maya, esok hari mampu memunculkan suatu gagasan alternatif?

Alih-alih mengharapkan dapat keluar dari krisis ini dengan kelegaan, semua kekuatan perubahan harus dapat menyiapkan diri dalam menghadapi tahun-tahun panjang perjuangan yang kelam dalam “gerilya”.

Tahun-tahun panjang kerendahan hati. Tahun-tahun panjang perjuangan senyap dalam menabur benih pembaharuan di atas tanah kering yang semoga berkecambah pada suatu hari nanti, tentu setelah momok virus durjana ini lindap.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

SYL Sebut Perjalanan Dinas Atas Perintah Presiden untuk Kepentingan 280 Juta Penduduk

Nasional
DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

DKPP Sebut Anggarannya Turun saat Kebanjiran Kasus Pelanggaran Etik

Nasional
Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Lima Direktorat di Kementan Patungan Rp 1 Miliar Bayari Umrah SYL

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik, Diprediksi Terus Bertambah Jelang Pilkada

Nasional
KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait 'Food Estate' Ke Kementan

KPK Bakal Usut Dugaan Oknum BPK Minta Rp 12 Miliar Terkait "Food Estate" Ke Kementan

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Sewa 'Private Jet' SYL Rp 1 Miliar

Pejabat Kementan Tanggung Sewa "Private Jet" SYL Rp 1 Miliar

Nasional
Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Pejabat Kementan Tanggung Kebutuhan SYL di Brasil, AS, dan Arab Saudi

Nasional
Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Gubernur Maluku Utara Akan Didakwa Terima Suap dan Gratifikasi Rp 106,2 Miliar

Nasional
MK Jadwalkan Putusan 'Dismissal' Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

MK Jadwalkan Putusan "Dismissal" Sengketa Pileg pada 21-22 Mei 2024

Nasional
Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Mahfud Ungkap Jumlah Kementerian Sudah Diminta Dipangkas Sejak 2019

Nasional
Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Tanggapi Ide Tambah Kementerian, Mahfud: Kolusinya Meluas, Rusak Negara

Nasional
[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

[POPULER NASIONAL] Perbandingan Jumlah Kementerian Masa Megawati sampai Jokowi | Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah

Nasional
Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com