Oleh karena itu, kami hendak menyodorkan saran yang berisi sepuluh ajaran luhur dari Bangsa Bahari sebagai panduan peta jalan menghadapi tantangan:
- Mulat sliro (melihat ke dalam diri). Mengenal diri guna mengenal tuhan dalam diri, dengan cara membaca cetak biru pribadi. Tujuannya untuk menciptakan makna hidup dengan berkarya nyata. 'Jiwa yang beraga,' menanti kematian sebagai pembebasan dari penjara raga. Berani meyakini, menghadapi, menjalani dan mensyukuri hidup. Bebas dari rasa takut mati. Hidup adalah hadiah terindah.
- Meneng, hening, hanung, menang. Meneng berarti diam, manekung, meditasi. Hening yaitu mengheningkan cipta, pikiran dikosongkan jadi putih, bersih, dan jernih. Hanung itu mencapai titik terang cahaya. Menang adalah menaklukkan ego, agar Sang Sukma menjadi panglima.
- Tepo sliro (tenggang rasa). Hidup sepengertian walaupun tidak sepengakuan. Saling peduli, saling menolong, saling asah-asih-asuh.
- Sabar dalam menghadapi segala cobaan, godaan, ujian hidup, terutama menahan marah, membangun harapan, menemukan model terbaru masyarakat dan peradaban. Cahaya aurora yang indah pada akhirnya akan tiba, bahkan setelah malam paling gulita sekalipun. Saat ini, mari kita mencoba tidak menyerah pada kepanikan dan ketakutan. Satu tangga di atas sadar guna menjadi insan paripurna.
- Nrimo (menerima) apa pun apa adanya tanpa menolak, menilai, pun mengeluh. Lantaran setiap insan bertanggung jawab penuh atas semua perbuatan baik atau buruk yang ia lakukan.
- Eling. Selalu mengingat Tuhan adalah kesadaran tertinggi. Menjadi ciri khas makhluk cahaya yang terhubung dengan energi alam semesta. Senantiasa selalu hadir saat ini, di sini, kini.
- Waspodo. Tidak lengah atau gegabah, hati-hati dan teliti. Tidak meremehkan hal kecil yang bisa berakibat besar. Siap siaga. Sigap bertindak secara cermat setiap saat, pada tempat dan waktu yang tepat.
- Prasojo. Pola hidup sederhana dalam bersikap, berpikir, berucap dan bertindak. Kesederhanaan membuka jalan menuju kesempurnaan hidup seutuhnya.
- Andhap asor. Duduk sama rendah. Berdiri sama tinggi. Sama rasa sama rata. Hidup rukun damai dengan semangat berkarya nyata, kerjasama bergotong-royong.
- Toto Kromo. Menjaga dan memelihara tata cara, sopan santun. Aturan harus diterapkan, dan penerapannya harus teratur. Tiada tujuan yang menghalalkan cara, sesuai batasan moral, logika, dan estetika, bagi manusia berbudaya, dan beradab.