JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dinilai lebih siap menerima warga negaranya yang menjadi terduga teroris lintas batas ketimbang negara-negara lain, khususnya negara Eropa.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, warga negara terduga teroris cenderung sulit diterima di negara-negara Eropa karena terdapat faktor-faktor lain seperti Islamofobia atau fobia terhadap Islam
"Indonesia jauh lebih siap daripada Eropa, kenapa Eropa mengambil sikap yang lebih buruk misalnya ya karena sebelum persoalan ISIS mereka punya persoalan yang lain, fobia Islam misalnya," kata Anam saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Sabtu (8/2/2020).
Baca juga: Wapres Maruf Diminta Turun Tangan Soal Pemulangan WNI Teduga Teroris
Menurut Anam, islamofobia menyebabkan adanya resistensi orang Eropa dalam menerima warga mereka yang terduga teroris untuk kembali ke negaranya.
Sedangkan, Anam menuturkan, fobia terhadap Islam tidak berkembang di Indonesia sehingga kepulangan WNI terduga teroris dinilai lebih mudah dterima.
"Indonesia enggak, Indonesia enggak fobia Islam, mana fobia Islam di Indonesia? Orang Indonesia mayoritas muslim. Nah rasio untuk deradikalisasi jauh lebih siap karena kebudayaannya sama," ujar Anam.
Baca juga: Komnas HAM: WNI Terduga Teroris Lintas Batas Negara Tetap Bisa Diadili di Indonesia
Kendati demikian, Anam menegaskan bahwa Pemerintab tetap harus bersikap cermat. Ia mengatakan, WNI yang terlibat dalam aksi terorisme tetap harus diadili meski dipulangkan ke Indonesia.
"Kalau statusnya WNI ya dipulangkan, tapi diketati, dipilih. Mana yang memang melakukan kampanye ISIS, atau peran yang pengajakan penyebaran ideologi dan sebagainya, sampai orang yang melakukan kejahatan itu bisa diadili di Indonesia," kata Anam.
Di sisi lain, Anam mengimbau publik untuk dapat bersikap terbuka apabila akhirnya para WNI terduga teroris lintas batas dipulangkan oleh Pemerintah.
"Masyarakatnya jangan menstigma mereka. Semakin stigma, semakin jauh, semakin terasing mereka, dan ideologinya semakn mengkristal itu juga bahaya bagi kita," kata Anam.
Baca juga: BNPT: Belum Ada Keputusan soal Pemulangan WNI Terduga Teroris Lintas Negara
Mengenai rencana pemulangan WNI terduga teroris itu, Presiden Joko Widodo mengatakan saat ini mereka sedianya tak bisa kembali ke tanah air.
Namun, ia mengatakan masalah tersebut akan dirapatkan terlebih dahulu. Hal itu disampaikan Jokowi menanggapi adanya WNI terduga teroris lintas batas yang telah membakar paspor mereka.
"Ya kalau bertanya kepada saya (sekarang), ini belum ratas (rapat terbatas) ya. Kalau bertanya kepada saya (sekarang), saya akan bilang tidak (bisa kembali). Tapi, masih dirataskan," ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.