Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Wapres, Parmusi Minta Alokasi Dana untuk Desa Madani

Kompas.com - 31/01/2020, 17:24 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus Partai Muslimin Indonesia (Parmusi) bertemu Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin dan meminta alokasi dana untuk program Desa Madani.

Ketua Umum Parmusi Usamah Hisyam mengatakan, Desa Madani adalah program Parmusi yang menggerakkan 5.000 pendakwah untuk membangun ekonomi umat. Desa-desa yang dipilih pun merupakan desa yang berada di pedalaman.

"Kami berupaya mengembangkan gerakan pertanian, peternakan, semua sudah disiapkan infrastrukturnya, lahannya dari kita juga, dari rakyat yah, sekarang tinggal permodalannya, permodalannya terhambat," kata Usamah seusai bertemu Ma'ruf di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (31/1/2020).

Baca juga: Wapres Minta Parmusi Tak Bertransformasi Jadi Partai Politik

Oleh karena itu, pihaknya pun meminta bantuan kepada pemerintah agar dapat mengucurkan dana.

Apalagi Parmusi sudah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) dengan dua bank, yakni BRI Syariah dan BNI Syariah.

"Kami minta kepada pemerintah melalui Bapak Wapres agar mengalokasikan dana bagi Parmusi melalui bank syariah untuk dikucurkan," tutur dia.

Baca juga: Bulan Puasa, Parmusi Kirim 60 Dai ke Perbatasan

Selama ini, kata Usamah, pendanaan desa madani itu menggunakan dana infaq/sodaqoh dari pengurus Parmusi untuk menjalankan program Desa Madani.

Namun dana tersebut tidak cukup untuk mengembangkan satu desa madani yang setidaknya membutuhkan modal paling tidak Rp 50-100 juta untuk 10 hektar.

Baca juga: Parmusi Jadi Mediator Dua Kubu untuk Akhiri Konflik PPP

Adapun MoU dengan kedua bank syariah tersebut permodalannya belum turun karena masyarakat yang akan menerima tidak memenuhi syarat perbankan.

Sebab, Desa Madani sendiri diperuntukkan bagi masyarakat miskin.

Beberapa daerah yang menjadi lokasi program Desa Madani milik Parmusi antara lain Takalar dan Gowa di Sulawesi Selatan, Bengkalis di Riau, Sambas di Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Respons KPK Soal Harun Masiku Nyaris Tertangkap pada 2021

Nasional
55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

55.000 Jemaah Haji Indonesia Ikuti Murur di Muzdalifah Usai Wukuf

Nasional
Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Anggota Komisi I DPR Dukung Kemenkominfo Ancam Blokir X/Twitter karena Izinkan Konten Porno

Nasional
Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Sindir Wacana Bansos untuk Penjudi Online, Kriminolog: Sekalian Saja Kasih Koruptor yang Dimiskinkan...

Nasional
Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Pemerintah Semestinya Bikin Orang Lepas dari Judi Online, Bukan Memberikan Bansos

Nasional
Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Soal Duet Anies dan Kaesang, PKS: Status Anak Jokowi Belum Tentu Jadi Nilai Tambah

Nasional
Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Kepala BNPT Apresiasi Densus 88 yang Proaktif Tangkap Residivis Teroris di Cikampek

Nasional
Pertamina Luncurkan 'Gerbang Biru Ciliwung' untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Pertamina Luncurkan "Gerbang Biru Ciliwung" untuk Kembangkan Ekosistem Sungai

Nasional
Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Kriminolog Nilai Penjudi Online Mesti Dipandang sebagai Pelaku Pidana

Nasional
Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Harun Masiku Nyaris Diringkus di 2021, tapi Gagal Akibat KPK Ribut Internal

Nasional
Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Satgas Pangan Polri Awasi Impor Gula yang Masuk ke Tanjung Priok Jelang Idul Adha 2024

Nasional
Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan 'Bargain'

Eks Penyidik KPK Curiga Harun Masiku Tak Akan Ditangkap, Cuma Jadi Bahan "Bargain"

Nasional
Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Sosiolog: Penjudi Online Bisa Disebut Korban, tapi Tak Perlu Diberi Bansos

Nasional
KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

KPK Hampir Tangkap Harun Masiku yang Nyamar Jadi Guru di Luar Negeri, tapi Gagal karena TWK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com