Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20.000 Ton Beras Bulog yang Rusak Akan Dijual Murah

Kompas.com - 04/12/2019, 20:38 WIB
Ihsanuddin,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perum Bulog memastikan bahwa 20.000 ton beras yang mengalami penurunan mutu karena terlalu lama mengendap di gudang akan tetap dijual melalui lelang terbuka.

Namun dampaknya, harga jual beras itu akan menurun.

"Jadi ini yang tadinya harganya Rp 8.000, kami jual jadi Rp 5.000," kata Direktur Utama Bulog Budi Waseso di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/12/2019).

Budi menambahkan, harga jual itu masih bisa turun lagi jika memang beras sudah dinyatakan tidak layak konsumsi.

Baca juga: Jokowi Ingatkan Jajarannya soal Penumpukan Stok Beras

Saat ini, BPOM dan Kementerian Pertanian masih memeriksa kualitas beras. Jika tak layak konsumsi, maka akan dialihfungsikan menjadi tepung, pakan ternak, atau ethanol.

"Yang jadi masalah kan itu, kan nanti ada yang dijadikan ethanol, itu nanti nilainya lebih jauh lagi, kalau tidak salah hanya dapat penawaran Rp 1.800 per kilogram," ujar Budi.

Menurut Budi, nantinya pemerintah melalui Kementerian Keuangan Sri Mulyani akan menanggung selisih harga jual beras. Namun, ia belum bisa menyebut berapa jumlah yang harus dibayarkan Kemenkeu ke Bulog.

Sebab, saat ini BPOM dan Kementerian Keuangan masih melakukan pengecekan terhadap 20.000 ton beras yang mengalami penurunan mutu.

"Ya nanti, kami laporkan dulu secara detail, akan dihitung oleh Ibu Menteri Keuangan berapa nilainya dan yang akan dialokasikan," ujar dia.

Budi pun berharap ke depannya ada koordinasi yang lebih baik antar kementerian dan lembaga terkait agar kasus stok beras yang mengendap di gudang Bulog ini tak kembali terjadi.

"Ya koordinasi yang lebih baik antar program dengan apa yang harus direalisasikan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com