Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harapan Kembali Bersatunya PPP yang Mulai Terang

Kompas.com - 02/12/2019, 08:38 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan yang terpecah sejak 2014 lalu menjadi PPP versi Muktamar Jakarta dan PPP versi Muktamar Pondok Gede kini menunjukkan tanda-tanda akan bersatu kembali.

Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengatakan, ia sudah punya kesamaan visi dengan Plt Ketua Umun PPP Suharso Monoarfa untuk menyatukan PPP kembali.

Menurut dia, penyatuan PPP kembali akan diwujudkan lewat mekanisme muktamar bersama yang akan diikuti kedua belah pihak.

"Saya sebagai Ketua Umum PPP dan Pak Suharso itu sudah menyatu, tinggal kita mengatur caranya saja mekanismenya seperti apa sehingga ini menjasi muktamar yang benar kembali ke khitahnya PPP," kata Humphrey usai membuka Mukernas ke-V PPP versi Muktamar Jakarta di Hotel Redtop, Jakarta Pusat, Sabtu (30/11/2019).

Mukernas PPP versi Muktamar Jakarta pada akhir pekan kemarin, kata Humphrey, merupakan mukernas yang strategis dalam penyatuan kembali partai berlambang kabah tersebut karena untuk pertama kalinya islah PPP dibahas dalam mukernas.

Menurut Humphrey, topik serupa juga diangkat dalam mukernas PPP versi Muktamar Pondok Gede pekan depan.

Baca juga: PPP Disebut Akan Gelar Mukernas Bersama Sebelum April 2020

"Setelah itu saya rasa dua ketua umum punya mandat dari hasil mukernas yang telah dilakukan masing-masing ini untuk bertemu dan merumuskan sesuai dengan tujuan muktamar bersama yang bermartabat dan setara," kata Humphrey.

Humphrey mengatakan, muktamar bersama akan digelar paling lambat pada April 2020 mendatang. Sebab, PPP harus kembali menyatu sebelum proses Pilkada 2020.

"Sebelum April Insya Allah kita harapkan sudah ada muktamar bersama yang mempersatukan PPP sehingga kita sudah siap menghadapi pilkada nanti bulan September tahun 2020," kata Humphrey.

Ajakan bersatu dari Suharso

Beberapa bulan lalu, Suharso memang sudah menyatakan keinginan agar kedua kelompok kembali menyatu. Ia menilai secara kelembagaan tidak ada dua PPP.

"Saya bilang kalau secara legal formal saya itu sudah selesai, tidak ada dua PPP itu enggak ada. Bahwa secara kultural ada yang merasa belum bergabung, saya bilang dalam keadaan begini, ayo kita gabung," kata Suharso di Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas), Hotel Seruni, Bogor, Rabu (20/3/2019) lalu.

Suharso lantas menyinggung hubungannya dengan Ketum PPP sebelumnya versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz. Bagi Suharso, Djan merupakan temannya.

"Sebagai kawan, saya tahu dia di sebelah sana, saya bilang kita sedang menghadapi prahara ini. Kembali lah ke rumah besar. Saya mengajak mereka untuk kembali ke rumahnya," kata dia.

Ketika itu, Humphrey berharap pernyataan Suharso tidak hanya manis di bibir. Humphrey meminta keseriusan kubu Suharso untuk menyatukan kembali PPP.

"Maksud saya ini jangan lip service saja. Jangan hanya manis di mulut tetapi benar-benar diimplementasikan. Jangan hanya kulitnya saja," ujar Humphrey kepada Kompas.com, Kamis (21/3/2019).

Menurut Humphrey, PPP baru bisa bersatu jika islah dilakukan secara serius. Artinya aspirasi kedua kubu harus diakomodasi. Humphrey mengatakan perselisihan mengenai dualisme kepengurusan ini sudah berlangsung begitu lama. Dia yakin menyelesaikannya tidak semudah membalikan telapak tangan.

Baca juga: PPP Minta Mendagri dan Menag Saling Koordinasi Selesaikan Polemik SKT FPI

Jika ada upaya untuk islah, format partai harus disepakati kedua belah pihak. Selain itu, tidak boleh ada intervensi dari penguasa. Dengan begitu harapannya masalah ini bisa benar-benar selesai dalam jangka panjang.

Bagaimanapun, pernyataan Suharso adalah awal yang baik dari rencana menyatukan kembali PPP. Humphrey menanti langkah nyata Suharso untuk mewujudkan itu. Dia siap bertemu Suharso untuk memulai langkah islah itu.

"Ini kan baru kepada media, sampai saat ini belum ada utusan ke saya untuk itu atau bisa juga nanti Pak Suharso diatur untuk ketemu saya, face to face langsung. Saya bersedia di mana saja, kapan saja untuk bertemu Pak Suharso," kata Humphrey.

Semakin terang

Seiring waktu berjalan, rencana penyatuan kembali PPP agaknya semakin terang. Humphrey mengaku sudah bertemu dengan Suharso untuk membahas penyatuan tersebut.

Bahkan, keduanya sudah bertamu ke mantan Ketua Umum PPP Hamzah Haz untuk meminta restu terkait penyatuan kembali PPP.

Baca juga: PPP Versi Muktamar Jakarta Gelar Mukernas, Bahas Penyatuan Partai

"Beliau bilang, kalau dua ketua umum sudah hadir, secara bersama-sama ini berarti sudah selesai masalah PPP dalam arti niatnya. Tapi tentu harus dibicarakan di mukernas masing-masing," kata Humphrey.

Humphrey menegaskan, penyatuan kembali PPP merupakan syarat mutlak agar PPP dapat kembali menjadi partai besar. Diketahui, saat ini PPP merupakan partai terkecil di parlemen dengan jumlah kursi sebanyak 19 kursi.

"Penyatuan ini suatu hal mutlak yang harus dilakukan, karena kalau tidak PPP pada 2024 bisa hilang," ujar Humphrey di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2019).

Humphrey pun membantah pernyataan-pernyataan dari sejumlah pihak yang menyebut partai tersebut tidak mau menyatu.

Baca juga: Ketum PPP Versi Muktamar Jakarta: Saya dan Pak Suharso Sudah Menyatu

Ia juga menilai pernyataan yang menyebut salah satu kelompok sebagai PPP yang sah dan kelompok lainnya sebagai PPP yang tidak sah sebagai pernyataan yang tidak perlu dibahas lagi.

"Bagaimana pun saya yakin Pak Suharso dan saya bisa mengatasi riak-riak tersebut karena kita punya kepala dingin utk mengatasi persoalan-persoalan yang ada di sekitar kita," ujar Humphrey.

Seperti diketahui, terdapat dualisme di PPP sejak Pemilu 2014 lalu dan berlangsung hingga kini. Adapun kelompok yang diakui oleh Pemerintah adalah PPP versi Muktamar Pondok Gede yang dipimpin Plt Ketua Umum Suharso Monoarfa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com