Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Ada yang Coba Halangi Saya Hentikan Impor, Pasti Saya Gigit!

Kompas.com - 12/11/2019, 08:30 WIB
Ihsanuddin,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta jajarannya tidak terus menerus melakukan impor untuk sejumlah komoditas.

Presiden pun mengingatkan semua pihak tidak menghalangi keinginannya tersebut.

"Saya sampaikan, saya tidak mau impar-impor terus. Saya sampaikan ini di mana-mana, di dalam rapat internal juga," kata Jokowi saat memberikan sambutan di acara Penutupan Kongres Partai NasDem, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11/2019).

"Jangan ada yang coba-coba menghalangi saya dalam menyelesaikan masalah yang tadi. Saya sampaikan, pasti saya akan gigit, dengan cara saya," sambung Jokowi.

Baca juga: Tekan Impor BBM, Jokowi Minta Menterinya Fokus Bangun Kilang Minyak

Jokowi menyebut, sudah berpuluh tahun Indonesia menghadapi defisit neraca transaksi berjalan serta defisit neraca perdagangan yang tak bisa ditangani secara baik.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun mengaku, sudah menginstruksikan para menterinya untuk melihat masalah ekspor dan impor secara detail dan rinci supaya titik masalahnya bisa diketahui.

"Saya meyakini apabila ada konsistensi yang terus-menerus, saya yakin penyakit ini akan bisa kita selesaikan dalam waktu tiga sampai empat tahun yang akan datang," ujar dia.

Jokowi juga meminta agar impor minyak mentah dikurangi, sementara dalam waktu bersamaan produksi minyak di dalam negeri ditingkatkan.

Mantan wali kota Solo itu juga memerintahkan agar produksi B20, B30, sampai nanti B100 dijalankan.

"Jangan sekali-sekali ada yang main-main, yang tadi saya sampaikan baru saja," ujar dia.

Baca juga: Kemendag Klaim Tidak Ada Impor Cangkul

Di sisi lain, Kepala Negara mengajak semua pihak bersyukur karena di tengah kondisi global yang lesu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa berada di atas 5 persen.

Menurut Jokowi, hampir semua negara mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi.

Ia menyebut, terdapat negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi 9 persen, kini menyentuh angka 6 persen. Kemudian, ada negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi 5 persen, namun kini sudah berada pada angka 0 persen.

"Kita ini patut mensyukuri, alhamdulillah berada di posisi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Jangan kufur nikmat, harus kita syukuri, alhamdulillah," kata Jokowi. 

 

Kompas TV Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berkelakar kepada Presiden Joko Widodo dalam pidato sambutannya di acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-8 Partai Nasdem di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11/2019). Surya Paloh awalnya meminta Jokowi menyampaikan pidato di hadapan seluruh kader dan tamu yang hadir. Selanjutnya, Surya Paloh justru melemparkan candaan bahwa ia ingin memeluk erat Jokowi. "Ingin saya peluk lebih erat tapi tidak bisa," kata Surya. Sontak candaan tersebut direspons seluruh kader. Para kader berteriak meminta Surya memeluk Jokowi. Sebelumnya, Surya Paloh juga sempat mengucapkan rasa syukurnya atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Namun, tak hanya Surya Paloh yang ingin memeluk Jokowi. Saat Jokowi juga menyampaikan pidato sambutannya, ia akan memeluk Surya Paloh selepas memberikan sambutan. Hal itu pun terjadi. Usai memberikan sambutan, Jokowi menghampiri Surya Paloh dan memeluknya erat. #Jokowi #SuryaPaloh #Megawati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Ajukan Praperadilan Kasus TPPU, Panji Gumilang Minta Rekening dan Asetnya Dikembalikan

Nasional
KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

KPU Bantah Tak Serius Ikuti Sidang Sengketa Pileg Usai Disentil Hakim MK: Agenda Kami Padat...

Nasional
Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Sedih karena SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga, Surya Paloh: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com